> >

Kemenkes: jika Subvarian Omicron BA.2 Meningkat, Aktivitas di Awal Ramadan 2022 Bakal Dibatasi

Update corona | 17 Maret 2022, 19:00 WIB
Juru bicara pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi. Nadia menjelaskan, kebijakan pengetatan di awal bulan Ramadan dimaksudkan untuk menjaga agar di saat Idul Fitri 2022, risiko masyarakat yang terpapar subvarian Omicron BA.2 menurun. (Sumber: YouTube Kemenkes)

Menurut Nadia, imbauan kewaspadaan dari Kemenkes maupun Satgas Covid-19 terkait tingginya tingkat penularan varian dan subvarian virus Corona bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, melainkan data murni yang terjadi di lapangan.

"Varian Omicron itu banyak sekali terjadi mutasi dan menggabungkan mutasi-mutasi yang ada pada Alpha, Beta, Gamma, dan juga Delta, dan kemampuannya untuk escape imunitas ini yang menjadi catatan kita," tekan juru bicara pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 ini.

Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Varian Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia hingga Saat Ini

"Kita ingin masyarakat tetap waspada dan tidak lengah. Karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa mempengaruhi laju penularan, jadi bukan untuk menakut-nakuti," imbuhnya. 

Adapun data harian kasus Covid-19 per tanggal 17 Maret 2022 terdapat penambahan 11.532 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir di 34 provinsi.

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 5.939.082, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, penambahan tertinggi ada di Jawa Barat dengan 2.470 kasus, DKI Jakarta 1.583 kasus, Jawa Tengah 1.450 kasus, Nusa Tenggara Timur 771 kasus, dan Jawa Timur 725 kasus.

Baca Juga: Covid-19 Subvarian Omicron BA.2 Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Lebih Menular!

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU