Perempuan Pegang Kendali PDB Indonesia, Sri Mulyani: Jumlahnya Capai 60 Persen
Berita utama | 17 Maret 2022, 13:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, perempuan masa kini semakin menunjukan perannya, termasuk dalam perkembangan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Bahkan, lanjut Sri Mulyani, jumlah perempuan yang memiliki andil dalam sektor usaha kecil dan menengah mulai meningkat begitu signifikan.
"Kita melihat, perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting bahkan mayoritas dalam usaha kecil menengah," kata Sri Mulyani di Side Event the 66th Session of the Comission on the Status of Women (CSW66), Jakarta, Kamis (17/3/2022).
"Itu berarti ada 60 persen dari PDB yang akan bergantung pada perempuan Indonesia," imbuh mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) tersebut.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Negara yang Ulet Hadapi Berbagai Krisis
Dari 60 juta usaha kecil dan menengah di Indonesia, Sri Mulyani menyebutkan, 50 persen lebih di antaranya merupakan milik beberapa tokoh perempuan.
Dengan rincian, usaha kecil yang dimiliki oleh perempuan berjumlah 53 persen, sedangkan di tingkat menengah mencapai 34 persen.
Dengan demikian, tak hanya perkembangan ekonomi, tapi kelompok perempuan di Indonesia juga memegang kendali dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Terlebih, banyak perempuan Indonesia mengampu sektor usaha kecil menengah, yang terbilang lebih ramah calon pekerja dari segala kelompok masyarakat.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Struktur APBN 2023 Seperti Sebelum Pandemi, Kembali di Bawah 3 Persen PDB
Seperti yang diketahui bersama, usaha kecil menengah di Indonesia itu sebenarnya sudah berhasil menyediakan 67 persen lapangan kerja.
Oleh sebab itu, hingga 2024 mendatang, pemerintah memiliki program nasional berupa inklusi keuangan dengan target 90 persen perempuan penggerak usaha yang masih minim akses.
Mengingat, baru 18 persen dari total kredit perbankan yang disalurkan untuk sektor usaha kecil dan menengah, terutama yang pengusahanya merupakan perempuan.
Melihat fakta tersebut, pemerintah pun menugaskan perbankan menyalurkan kreditnya untuk usaha kecil dan menengah minimal di level 30 persen.
"Hal ini masih menjadi tantangan bagi sebagian bank karena belum terbiasa melayani kredit dalam jumlah kecil terutama yang dimiliki oleh perempuan," ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, sebagai langkah penyeimbangnya, pemerintah juga bakal menggencarkan edukasi dan literasi keuangan maupun menciptakan akses melalui teknologi digital.
Sri Mulyani mengungkapkan, sejauh ini usaha inklusi keuangan terhadap perempuan telah dilakukan dengan berbagai format, misalnya melalui 10 juta Program Keluarga Harapan (PKH).
"Itu setidaknya menciptakan inklusi keuangan dengan mengizinkan perempuan membuka rekening agar mereka dapat menerima transfer dari pemerintah," tandas lulusan Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara