AHY Soal Kondisi Indonesia Saat Ini: Harga Tiba-tiba Naik dan Pemimpin Lupa Turun Tahta
Sosial | 15 Maret 2022, 10:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kondisi ekonomi Indonesia saat ini seolah memaksa rakyat yang sedang mengalami kesulitan hidup untuk menerima keadaan.
Penilaian itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melalui siaran pers, Senin (14/3/2022) malam.
"Tiba-tiba sudah naik saja. Rakyat yang lagi sulit hidupnya saat ini akibat belum pulihnya perekonomian rumah tangga mereka, seolah dipaksa begitu saja untuk menerima keadaan,” ucapnya.
“Kita semua seperti di 'fait accompli', dipaksa menerima keadaan ini!"
AHY menilai kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja menyusul kenaikan harga kebutuhan pokok dan munculnya wacana menunda Pemilihan Umum 2024, yang menurutnya tidak didasari oleh alasan yang logis dan masuk akal.
Baca Juga: Alasan AHY Klaim Indonesia Tidak Sedang Baik-baik Saja
Dia menambahkan, salah satu alasan wacana pengunduran pemilu adalah tingginya biaya penyelenggaraan yang mencapai Rp 86 triliun.
Namun, di saat yang sama, pemerintah mengucurkan anggaran yang jauh lebih besar untuk membiayai pembangunan ibu kota baru.
Dia mempertanyakan, bagaimana bisa agenda pembangunan yang tiba-tiba muncul akan mengubah aturan konstitusi.
"Bagaimana mungkin agenda pembangunan yang tiba-tiba muncul, di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja ini, mendorong kita untuk mengubah aturan konstitusi yang notabene merupakan amanah gerakan reformasi?” lanjutnya.
Dia mengingatkan, pembatasan masa jabatan presiden maksimal dua periode merupakan tuntutan reformasi, setelah era Orde Baru berkuasa 32 tahun.
Langgengnya kekuasan Orde Baru, lanjut dia, berdampak pada tumbuh suburnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
AHY menuturkan, situasi pada era Orde Baru itu menyengsarakan rakyat dan menciptakan rasa ketidakadilan yang pada akhirnya melahirkan kekuatan dan gelombang perubahan dari rakyat yang susah dan tertindas.
"Ketika seorang pemimpin lupa untuk turun tahta, maka rakyat yang akan mengoreksinya. Ini sejarah. Kok sepertinya ada yang mau melupakan sejarah penting bangsa ini? Hati-hati, bangsa yang tidak mau belajar dari sejarahnya sendiri, akan hancur dan mundur ke belakang,” urainya.
Mengenai klaim yang menyebut bahwa rakyat ingin Pemilu 2024 ditunda, AHY mengaku yakin tidak ada rakyat yang tiba-tiba menginginkan penundaan pemilu.
Baca Juga: AHY Sebut Usulan Penundaan Pemilu Tidak Logis dan Tak Sesuai dengan Konstitusi
Justru yang ada saat ini, adalah jeritan rakyat yang mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang meningkat dan kelangkaannya di pasaran.
“Yang jelas, suara yang kita tangkap di lapangan adalah jeritan rakyat ketika harga-harga kebutuhan pokok naik, dan terjadi kelangkaan barang di pasar.”
Oleh karena itu, ia memerintahkan seluruh kader Demokrat di DPR dan DPRD untuk tegas menolak wacana mengundur Pemilh 2024.
Wacana itu dinilainya merupakan permufakatan jahat untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara, termasuk dengan cara mempermainkan dan mengacak-acak konstitusi.
"Kalau mereka berhasil undur pemilu, lalu apa berikutnya? Presiden tiga periode? Presiden tidak dipilih langsung oleh rakyat? Presiden seumur hidup? Sungguh malang nasib kita kalau sampai itu semua terjadi," kata AHY.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.com