> >

Sapi dan Kerbau Juga Wajib Isolasi gara-gara Wabah Penyakit Ini

Kesehatan | 9 Maret 2022, 14:29 WIB
Gejala Lumpy Skin Disease berupa benjolan kecil atau besar pada kulit, batang tubuh, leher belakang, hidung, mulut, alat kelamin dan ambing disertai demam hingga 41 derajat Celsius. (Sumber: Phnom Penh Post)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang peternakan sapi di sejumlah daerah di Indonesia, menjadi perhatian. Penyakit akibat virus itu bisa berakibat kematian pada sapi dan kerbau.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Wasito, Lumpy Skin Disease pada sapi tidak menular ke manusia. Penyebab penyakit ini adalah Capripoxvirus dengan penularan ke sapi atau kerbau.

Ia menuturkan, penyakit ini bisa diamati dari gejala klinis, seperti luka pada kulit, demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan produksi.

Baca Juga: Wabah Lumpy Skin Disease Kian Merebak, Laos Perpanjang Larangan Impor Hewan Ternak Sapi

“Melonjaknya kasus penyakit ini disebabkan lambatnya deteksi dini di lapangan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (9/3/2022).

Untuk mengatasi penyebaran penyakit LSD, ia mengimbau kepada pemilik peternakan sapi dan kerbau untuk melakukan disinfeksi kandang.

Sementara untuk sapi yang sudah terinfeksi, ia menyarankan untuk diisolasi dari hewan yang belum terkena.

“Untuk sapi yang sakit untuk dilakukan stamping out atau pemusnahan karena dagingnya tidak layak dikonsumsi oleh manusia,” ucapnya.

Baca Juga: Kemarin Daging Sapi, Kini Harga Daging Ayam Juga Ikut Merangkak Naik!

Daging sapi terpapar Lumpy Skin Disease tidak layak konsumsi karena daging sapi dengan LSD kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU