Polemik Pernyataan Jokowi 'Taat Konstitusi' Dinilai Tidak Tegas dan Terkesan Malu-Malu tapi Mau
Politik | 9 Maret 2022, 12:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) terkait isu penundaan pemilu menuai pro dan kontra.
Tak sedikit yang menilai pernyataan tersebut terkesan mengambang dan tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah dilontarkan sebelumnya.
“Kita bukan hanya taat dan tunduk, tetapi juga patuh pada konstitusi. Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi,’ kata Jokowi kepada Harian Kompas, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga: Demokrat Nilai Pernyataan Jokowi Tidak Tegas soal Tunda Pemilu 2024: Malu-malu Tapi Mau
“Bebas aja berpendapat. Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaannya semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi,” sambungnya.
Pernyataan tersebut dinilai tidak tegas dalam menyikapi penundaan pemilu ini.
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan, pernyataan Jokowi terkait penundaan pemilu yang berkorelasi dengan perpanjangan masa jabatan masih mengambang dan tidak tegas.
“Pernyataan Pak Presiden kemarin memang kurang tegas, masih mengayun. Kalau istilah anak sekarang itu malu-malu tapi mau, jadi tidak langsung mematahkan,” kata Jansen dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (9/3/2022)
Sementara itu, Direktur Eksekutif Jaringan Demokrasi dan Pemilu Berintegritas (Netgrit) Hadar Nafis Gumay mencoba menelaah makna ‘taat konstitusi’ yang dikatakan oleh Jokowi.
Hadar menjelaskan bahwa makna taat konstitusi Jokowi memang masih multitafsir, apakah konstitusi yang dimaksud adalah konstitusi yang berlaku saat ini atau konstitusi yang sangat mungkin diubah.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kompas.id