2 Lembaga Survei Sebut Masyarakat Tak Setuju Penundaan Pemilu 2024, Walau Pandemi Belum Berakhir
Politik | 3 Maret 2022, 16:42 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Sebanyak dua lembaga survei menyatakan masyarakat tak setuju dengan usulan penundaan Pemilu 2024 mendatang. Mayoritas warga tetap menginginkan pesta demokrasi lima tahunan itu tetap digelar meski pandemi Covid-19 belum berakhir.
Pertama, hasil dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) 25 Februari-1 Maret 2024 menunjukkan sekitar 68 hingga 71 persen responden tak setuju dengan penundaan tersebut.
Baca Juga: Hasil Survei: Mayoritas Masyarakat Menolak Penundaan Pemilu 2024
Responden yang digunakan sebanyak 1.197 yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, dengan asumsi metode simple random sampling.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) lebih kurang 2,89 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
"Mayoritas warga menolak perpanjangan masa jabatan presiden sehingga Presiden Joko Widodo harus mengakhiri masa jabatannya pada 2024 sesuai konstitusi (berkisar 68-71 persen), baik karena alasan pandemi, pemulihan ekonomi akibat pandemi, atau pembangunan Ibu Kota Negara."
"Mayoritas warga juga lebih setuju bahwa pergantian kepemimpinan nasional melalui Pemilu 2024 harus tetap diselenggarakan meski masih dalam kondisi pandemi (64 persen), ketimbang harus ditunda karena alasan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi (26,9 persen)," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparannya secara daring, Kamis (3/3/2022).
Baca Juga: Politikus PKS: Jika Jokowi Terus Diam, Bisa Dianggap Mendukung Penundaan Pemilu 2024
Kedua, Lembaga Survei Nasional (LSN) melakukan penelitian terkait sikap masyarakat ihwal usulan penundaan Pemilu 2024 yang digaungkan oleh sejumlah elite politik.
Hasilnya, mayoritas masyarakat Indonesia menolak adanya rencana ditundanya pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Survei ini dilakukan pada 12 sampai dengan 24 Februari 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Jumlah sampel dalam survei LSN kali ini sebesar 1.537 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multi-stage random sampling).
Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin: Pemilu 14 Februari 2024 Itu Nyata Dan Konkret (4) - SATU MEJA
Batas kesalahan atau margin of error lebih kurang 2,5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
"Berdasarkan temuan survei LSN, sebanyak 68,1% responden menyatakan “tidak setuju” terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dengan alasan apapun. Hanya 20,5% responden yang mengaku “setuju” dan sebanyak 11,4% menjawab tidak tahu alias tidak dapat memberikan tanggapan," kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam paparannya secara daring, Kamis (3/3/2022).
Baca Juga: Gerindra Minta Wacana Tunda Pemilu 2024 Dipinggirkan: 70 Persen Rakyat yang Menolak
Ia menjelaskan, bagi mayoritas publik, keberhasilan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini tidak boleh dijadikan pembenaran untuk melanggar konstitusi, mencederai amanat reformasi dan semangat demokrasi.
"Publik justru berharap nama Jokowi yang berhasil memimpin negeri ini dalam dua periode tidak dirusak oleh ide-ide liar yang mungkin dapat memicu munculnya kekacauan baru di Republik ini. Mayoritas publik berharap Pemilu 2024 tetap terlaksana dan Presiden Jokowi dapat mengakhiri kekuasaannya dengan mulus," ujarnya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV