> >

Puan Maharani Ingin PDIP dan NU Dekat Lagi seperti Era Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari

Peristiwa | 2 Maret 2022, 14:19 WIB
Puan Maharani ingin PDIP dan NU dekat lagi seperti era Bung Karno dan KH Hasyim Asyari (Sumber: Tangkapan layar sambutan Puan di Milad Muhammadiyah)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPR RI Puan Maharani dalam kunjungannya di Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) pada Selasa malam (1/3/2022) berbagi tentang kedekatan keluarganya dengan para ulama dan kiai, serta bagaimana PDI Perjuangan dekat dengan NU sejak masa Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari. 

Kedekatan ini, lanjut Puan, adalah bukti bahwa sebagai keluarga nasionalis, dirinya dan keluarga dekat dengan agama.

Secara kepartaian, PDIP juga dianggapnya harus dekat dengan NU mengingat peran keduanya dalam sejarah membangun bangsa. 

Sejak dahulu, kata Puan, Bung Karno telah menjalin hubungan kedekatan dengan Rois Akbar PBNU Hadratussaikh Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri NU. 

Lantas, kata Puan, jalinan kedekatan itu dilanjutkan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga berpasangan jadi pemimpin negeri ini. 

"Saya sebagai cucu Bung Karno ingin terus melanjutkan kedekatan hubungan (NU dan PDI Perjuangan)," katanya dikutip di Antara Rabu (1/3/2022).

Baca Juga: Puan Sebut Tidak Ada Penundaan Pemilu 2024, Ini Sebabnya

Puan secara spesifik bahkan menyebut Jawa Timur, daerah muasal NU berdiri yang juga tempat Bung Karno lahir dan dimakamkan. 

"Apalagi, Jawa Timur terasa sangat spesial karena Bung Karno lahir, besar, dan dimakamkan di Jawa Timur. Ada semacam kedekatan psikologi bagi saya," ujarnya 

Jalinan silaturahim, lanjut Puan, sangat penting dilakukan untuk bangun bangsa dan negara Indonesia.

Pasalnya, tidak akan mungkin bisa membangun Indonesia jika tidak ada sinergi dan gotong royong dengan seluruh lapisan masyarakat, termasuk dengan NU.

"Untuk itu, saya ingin terus menjalin kedekatan NU dengan PDI Perjuangan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia," tutur putri Megawati Soekarnoputri tersebut.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU