> >

Jokowi Ingatkan TNI-Polri Kencangkan Disiplin: Tak Ada Demokrasi di Tentara dan Kepolisian

Berita utama | 1 Maret 2022, 13:40 WIB
Presiden Jokowi. (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menegaskan kepada TNI-Polri untuk mengencangkan kedisiplinan nasional terhadap personelnya.

Sebab, kedisiplinan personel TNI dan Polri berbeda dengan kedisiplinan masyarakat sipil. Di tubuh TNI dan Polri, tidak ada demokrasi.

Atas dasar itu, Jokowi menegaskan tidak ada yang namanya bawahan bisa merasa bebas dengan atasannya karena atas nama demokrasi.

Demikian Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga: Ini Isi Pembicaraan Gibran dan Jokowi Saat Melayat Miyono di Solo

“Berbicara masalah demokrasi, tidak ada di tentara dan kepolisian, tidak ada. Hal-hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional,” tegas Jokowi sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Jokowi pun mencontohkan mengenai kedisiplinan nasional yang perlu dikencangkan, di antaranya mengenai pembicaraan tidak setujunya kebijakan Ibu Kota Negara (IKN) di grup-grup Whatsapp (WAG) TNI-Polri.

Padahal, kata Jokowi, kebijakan mengenai IKN sudah diputuskan pemerintah dan mendapatkan persetujuan dari DPR RI.

Untuk itu, Jokowi pun memperingatkan kepada Pimpinan TNI dan Polri untuk berhati-hati jika pembicaraan di grup-grup WhatsApp terus diperbolehkan.

Baca Juga: Jokowi Didesak Segera Respons Wacana Penundaan Pemilu 2024 untuk Akhiri Kegaduhan

“Hati-hati kalau seperti itu diperbolehkan dan diterus-teruskan, hati-hati. Misalnya, berbicara mengenai IKN, enggak setuju IKN apa, itu sudah diputuskan pemerintah dan sudah disetujui DPR,” kata Presiden.

“Kalau di dalam disiplin TNI-Polri, sudah tidak bisa diperdebatkan. Kalau di sipil, silakan. Hati-hati. Dimulai dari hal-hal kecil, nanti menjadi besar, kita jadi kehilangan kedisiplinan nasional. Karena disiplin TNI-Polri itu berbeda dengan sipil dan dibatasi oleh aturan pimpinan,” tambah Presiden.

Tidak hanya menyinggung perihal respons pembangunan IKN di kalangan personel TNI-Polri.

Baca Juga: Menhub Kenang Sosok Miyono Pakde Presiden Jokowi: Pekerja Keras dan Suka Memberi Nasihat

Presiden Jokowi juga mengingatkan para istri personel TNI dan Polri untuk tidak mengundang penceramah radikal dengan mengatasnamakan demokrasi.

“Ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya juga harus sama. Enggak bisa, menurut saya, enggak bisa ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi,” ujar Jokowi.

“Sekali lagi di tentara, di polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro dan mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati,” tambahnya.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU