> >

Menag Yaqut: Berbeda Itu Niscaya, Tidak Harus Saling Menjatuhkan

Agama | 1 Maret 2022, 09:59 WIB
Menag Yaqut minta masyarakat yang berbeda pendapat untuk tidak saling menjatuhkan (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Kemenag RI/DedikPriyanto)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat untuk mencari titik temu ketimbang melebarkan perbedaan. Selain itu, kata dia, perbedaan itu adalah keniscayaan dan meminta untuk tidak saling menjatuhkan jika saling berbeda pendapat. 

Hal itu disampaikan Menag Yaqut ketika peringatan Isra Miraj 1443 Hijriah/2022 Masehi yang digelar pada Senin malam, 28 Februari 2022.

Dalam kesempatan itu, Menag Yaqut mengingatkan soal spirit Isra Miraj yang bukan lagi sekadar sejarah. Namun juga sebagai motivasi diri untuk terus tumbuh dengan meningkatnya kohesi sosial.

"Mari kita menjadi bagian bangsa Indonesia yang concern mencari titik temu daripada melebarkan perbedaan. Berbeda itu niscaya, namun tak berarti harus saling menjatuhkan," kata Menag Yaqut dalam acara yang diikuti KOMPAS TV secara daring di Youtube resmi Kemenag RI. 

Baca Juga: Kemenag Buka Suara soal Sepiker Masjid dan Gonggongan Anjing, Begini Klarifikasinya

Menag Yaqut lantas menjelaskan, sebuah bangunan yang indah lahir dari berbagai peran para pekerja yang berbeda-beda, namun semuanya berjalan dalam satu spirit, yaitu menjadikan bangunan nampak indah dan kokoh.

"Begitulah perumpamaan untuk dapat kita renungkan bersama," ujarnya.

Menag Yaqut yang juga Ketum GP Ansor itu lantas menjelaskan terkait Isra Miraj, peristiwa suci umat Islam yang menurutnya bukan sekadar penting.  

"Isra Miraj adalah bagian penting dalam sejarah kebudayaan Islam. Peristiwa agung ini merupakan awal disyariatkannya ibadah shalat lima waktu, di mana Nabi SAW menegaskan bahwa shalat adalah tiang agama," kata Yaqut.

Baca Juga: Kisah 7 Langit dalam Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhamad yang Penuh Hikmah

Isra Miraj, Pesan Nilai Kemanusiaan

Menurut Menag, hasil perjalanan Isra Miraj Rasulullah berupa shalat memiliki kandungan makna bahwa nilai-nilai ketuhanan harus diseimbangkan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Nilai ketuhanan dan kemanusiaan menyatu dalam sikap dan perilaku masyarakat Indonesia, sehingga menjadi perekat bangsa di tengah kompleksitas perbedaan yang tak semua bangsa mampu melewatinya dengan baik," ujar dia. 

Menag menjelaskan dalam sejarah Islam, Indonesia sangat erat menjalin hubungan antara agama dan negara. Begitu pula ajaran Islam telah melebur dalam berbagai aspek kebudayaan dan nilai-nilai kehidupan masyarakat.

"Sungguh sangat mengagumkan, dari Sabang hingga Merauke kita dapat menyaksikan cara berislam yang begitu indah bersanding dengan budaya bangsa, kita juga dapat merasakan nilai-nilai persaudaraan kebangsaan hingga kini masih terjaga dengan baik," kata dia.

Dalam peringatan Isra Miraj kali ini dihadiri secara daring oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan ormas Islam, dan sejumlah duta besar negara sahabat.

Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad 1443H tingkat kenegaraan kali ini diisi dengan tausiyah yang disampaikan Buya Arrazy Hasyim, pengasuh Ribath Nouraniyyah Hasyimiyyah.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU