Polda Metro Jaya Periksa Politikus Golkar Soal Pengeroyokan Ketua KNPI Haris Pertama, Ada Apa?
Hukum | 1 Maret 2022, 04:25 WIBPelaku Bram dan Johar diketahui berperan memukuli Haris Pertama. Sedangkan tersangka SS berperan memberi perintah untuk melakukan pengeroyokan terhadap Haris.
Selang tiga hari kemudiana atau pada Jumat (25/2/2022), seorang tersangka lainnya atas nama Irfan menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.
Kemudian, pada Minggu (27/2/2022) giliran tersangka Harfi alias Avice yang menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya. Dia datang seorang diri.
Baca Juga: Kronologi Pengeroyokan Ketum KNPI Haris Pertama hingga 3 Tersangka Ditangkap, 2 Masih Buron
Sementara itu, Anggota DPR RI Zulfikar Arse Sadikin meminta polisi mengungkap dalang intelektual di balik kasus pengeroyokan yang menimpa Haris Pertama.
"Pengeroyokan ini merupakan bagian dari kekerasan terhadap aktivis yang tidak dapat dibiarkan begitu saja," kata Zulfikar.
Menurut Zulfikar, kasus tersebut merusak bangunan demokrasi karena kebebasan berekspresi dan bersikap dijamin undang-undang tanpa adanya intimidasi apalagi kekerasan fisik.
Menurut pria yang akrab disapa Bang Zul itu, aktivis merupakan bagian dari elemen masyarakat sipil yang menopang demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: Detik-Detik Ketua KNPI Haris Pertama Dikeroyok: Dibuntuti dari Rumah hingga Teriakan Bunuh dan Mati
"Kehadiran aktivis dalam demokrasi kita sangat penting sebagai checks and balances demokrasi," ucap Bang Zul.
Oleh karena itu, politikus muda Golkar tersebut meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus pengeroyokan Ketum DPP KNPI sampai ke dalang intelektualnya.
"Saya yakin polisi mampu mengusut tuntas kasus ini secara profesional. Apalagi pelaku lapangannya sudah tertangkap," kata dia.
Bang Zul berharap kasus pengeroyokan Haris Pertama bisa diusut tuntas dan profesional agar kekerasan terhadap aktivis tidak terjadi lagi pada kemudian hari.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Ketum KNPI Haris Pertama
"Harapannya kita bisa berdemokrasi dengan nyaman dan tenang, sekalipun dinamikanya sangat tinggi," ujar dia.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV