Blak-blakan, PKB: Usul Penundaan Pemilu 2024 adalah Bagian Kompromi Tarik-Ulur Politik
Berita utama | 25 Februari 2022, 12:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) blak-blakan mengatakan usulan penundaan Pemilu 2024 merupakan kompromi tarik-ulur politik antara pihak yang meminta jabatan presiden menjadi tiga periode dan pihak yang menilai Pemilu harus tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
Demikian diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (25/2/2022).
“Usulan penambahan atau penundaan Pemilu itu kira-kira semangatnya bagian dari kompromi tarik-ulur politik antara yang meminta tiga periode atau tetap pelaksanaan Pemilu tahun 2024,” ucap Syaiful.
“Jadi sekali lagi ini bagian dari pra kondisi, pematangan kondisi yang sengaja didorong oleh ketua umum (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) supaya menjadi pertimbangan dan respons dari publik. Karena itu, kita tunggu respons publik,” tambahnya.
Baca Juga: Perludem: Pemilu Tidak Bisa Ditunda karena Alasan Mempertahankan Stabilitas Ekonomi
Syaiful mengatakan PKB sendiri tidak sepakat dengan masa jabatan presiden diperpanjang dari dua menjadi tiga periode karena berbagai risiko politik yang dihadapi.
“Kita tahu bahwa isu terkait dengan permintaan untuk penambahan tiga periode ini sudah berseliweran hampir setahun setengah. Nah, semangat dari Ketua Umum, Pak Muhaimin semangatnya adalah ini (usulan Pemilu ditunda 2 tahun) bagian dari pematangan kondisi,” ujarnya.
“Ya sudah, kita sampaikan saja di publik usulan terkait dengan ini, saat yang sama supaya tidak menjadi api dalam sekam 2 tahun ke depan,” tambahnya.
Apalagi, menurut Syaiful, sejauh ini usulan penundaan Pemilu 2024 belum ada dari pihak partai politik.
Baca Juga: Pengamat soal Muhaimin Iskandar Usul Pemilu 2024 Ditunda: Semata-mata untuk Menarik Perhatian Jokowi
“Selama ini yang mengusulkan kan di luar konfigurasi partai. Nah, kita berharap dengan usulan ketua umum ini kita masukkan, kita tempatkan di satu meja untuk didiskusikan, baik di level legislatif DPR RI dan yang kedua pasti saya kira pada level pemerintah setuju atau tidak ini pengunduran atau tetap pada momentum tahun 2024,” jelasnya.
Alasan yang kedua, kata Syaiful, karena ada masukan dari berbagai pihak menyangkut soal menjaga momentum pemulihan ekonomi.
“Momentum tahun 2021 yang tidak cukup bagus dari para pengamat dan analis membutuhkan waktu lagi sekitar 3 sampai 5 tahun, pada konteks inilah ruang ini juga kita dorong sebagai bagian dari diskusi di ruang publik,” ujarnya.
“Jadi semangatnya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi kita dan perbaikan ekonomi kita,” tambahnya.
Baca Juga: Usul Pemilu Mundur, Pakar: Bikin Publik Tidak Simpati Kualitas Cak Imin dan PKB
Kemudian alasan yang ketiga, Syaiful mengatakan, belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 berakhir.
Bukan hanya Indonesia, sambung Syaiful, tapi sejumlah negara yang juga mengalami situasi pandemi Covid-19.
“Nah dalam suasana begitu, kita membayangkan kalau Covid-19 sini sampai berlarut-larut sampai tahun 2024, ada 2 suasana yang akan kita hadapi, satu wabah Covid terus berjalan tahun 2024,” katanya.
“Yang kedua, wabah money politic (politik uang) yang kita bayangkan terjadi pragmatisme politik dalam suasana Pemilu itu. Itu yang kira-kira kita bayangkan, tapi sekali lagi semangat ini baru usul,” ucap Syaiful.
Baca Juga: Cak Imin Usulkan Pemilu 2024 Diundur 1-2 Tahun, Alasanya Pemulihan Ekonomi
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar yang juga Wakil Ketua DPR mengusulkan agar Pemilu 2024 diundur satu sampai dua tahun.
Alasannya, agar momentum pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 selama dua tahun tidak hilang akibat diadakannya Pemilu.
"Saya usulkan Pemilu 2024 ditunda satu atau dua tahun, agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan tidak terjadi freeze (pembekuan) untuk mengganti stagnasi selama dua tahun," kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, di DPR RI, Rabu (23/2/22).
Menurut dia, Pemilu yang rencananya diselenggarakan pada Februari 2024 dapat mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19.
Padahal, kata dia, akan banyak momentum pemulihan ekonomi selama dua tahun ke depan setelah terjadi stagnasi ekonomi selama dua tahun pandemi.
"Momentum ini tidak boleh diabaikan, yang baik-baik ini tidak boleh diabaikan. Saya melihat tahun 2024 Pemilu yang rencananya kita laksanakan bulan Februari itu jangan sampai prospek ekonomi yang baik itu terganggu karena Pemilu," ujar dia.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV