Adu Penalti Anies dan Emil Dinilai sebagai Tanda Siap Berkompetisi di Pilpres 2024
Politik | 17 Februari 2022, 18:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Momen adu penalti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) di Jakarta Internasional Stadium mensinyalir kedua tokoh tersebut sudah siap berkompetisi di Pemilu 2024 mendatang.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai meski momen adu tendangan penalti hanya sebatas seremonial untuk memperkenalkan JIS, tapi ada pesan tersirat yang hendak ditunjukkan oleh keduanya.
Momen tersebut menunjukkan Anies dan Kang Emil sudah siap berkompetisi secara fair pada gelaran pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Sebagai pemimpin daerah yang masuk sebagai capres potensial 2024, ini menunjukkan mereka siap berkompetisi tapi siap bersama-sama berpasangan," ujar Hendri, Kamis (17/2/2022). Dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Duel Adu Tendangan Penalti, Siapa yang Menang?
Di sisi lain, Hendri menambahkan pesan lain dalam momen itu adalah kompetisi tetap dilakukan dengan cara yang positif.
Menurut Hendri, rivalitas positif yang ditunjukan Anies dan Ridwan Kamil bagi atmosfer persaingan di pilpres mendatang patut diapresiasi.
Selain itu Posisi Anies dan Ridwan Kamil yang saat ini memimpin daerah yang bertetangga juga menunjukkan pesan bahwa mereka siap bersinergi dalam pembangunan daerah.
"Mereka mengkomunikasikan dalam persaingan ada persahabatan yang tetap terjalin. Jadi ini sebuah komunikasi politik yang apik dan tinggi nilainya," ujar Hendri.
Peluang Bersatu
Kans Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bersatu di Pilres 2024 dinilai sangat kecil.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai elektabilitas keduanya belum terlalu signifikan.
Apalagi untuk mendongkrak suara di Pileg yang bersamaan dengan pilpres. Anies misalnya, masih di kisaran angka 12 atau 13 persen. Sedangkan Ridwan Kamil di kisaran 6 persen.
Baca Juga: Momen Anies Baswedan VS Ridwan Kamil Adu Penalti di JIS
"Bagi partai politik, elektabilitas semacam itu tak terlampau menjual," ujar Adi.
Adi menambahkan kecilnya peluang Anies dan Emil bersatu juga terpengaruh oleh dominasi partai politik yang mengutamakan mengusung kader elite mereka, terutama ketua umum.
"Kalau partai mendukung Anies dan RK, belum tentu partai bersangkutan mendapatkan coattail effect (efek ekor jas), sementara partai-partai sedang bertaruh di Pileg juga selain Pilpres," ujar Adi.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Kompas.com