Tiket Formula E Dijual Sebelum Sirkuit Rampung, PSI: Publik Dapat Dirugikan
Politik | 17 Februari 2022, 10:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anggara Wicitra Sastroamidjojo, menilai, publik dapat dirugikan karena tiket Formula E dijual sebelum pembangunan sirkuit rampung.
Ia meminta, PT Jakarta Propertindo atau Jakpro selaku penyelenggara menjelaskan siapa yang mensponsori ajang balap ini.
“Kami meminta Jakpro untuk jelas. Siapa saja sponsor yang membiayai Formula E ini? Kami khawatir Formula E ini minim sponsor atau bahkan tidak ada sama sekali," kata Anggara dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/2/22).
Baca Juga: Jakpro Targetkan Sirkuit Formula E Selesai April 2022
Anggara mencurigai, sistem penjualan tiket di awal menjadi salah satu cara Jakpro mendapatkan modal pembangunan sirkuit.
Lebih lanjut, Anggara juga membahas mengenai pemaparan Jakpro di rapat Komisi C pada Rabu (16/2/22) kemarin.
Jakpro mencatatkan kerugian sebesar Rp 248 miliar di kolom laba bersih, walaupun memperoleh pendapatan sebesar Rp 759 miliar.
Menurut Anggara, ini seakan menguatkan bahwa Jakpro sangat membutuhkan modal awal untuk membangun sirkuit, baik yang berasal dari sponsor ataupun dari alternatif lain.
“Kami melihatnya semakin aneh. Studi kelayakan dan sponsor tidak dibuka, sirkuit belum jadi, tiket sudah ingin dijual. Sekarang kami tanya, apa jaminannya bahwa sirkuit akan selesai tepat waktu? Ini nanti kalau ada apa-apa yang rugi rakyat loh," kata dia bertanya.
Dia meminta agar PT Jakpro bertanggung jawab memberikan jaminan bahwa sirkuit akan selesai tepat waktu.
Baca Juga: Jakpro Bocorkan Harga Tiket Formula E: Ratusan Ribu hingga Jutaan Rupiah
Selain itu, Anggara juga ingin agar Jakpro menjelaskan fasilitas yang didapat dari setiap jenis tiket agar masyarakat tahu keuntungan dari pembelian tiket Formula E.
“Penjualan tiket juga harus memberikan kepastian, seperti sirkuit, venue, rangkaian acara, termasuk lokasi bazaar untuk UMKM yang akan berjalan, sesuai janji Pak Anies," kata dia.
Dia berharap masyarakat juga sama-sama mempertanyakan hal ini.
"Mahasiswa bikin acara jauh lebih jelas. Ketika menjual tiket, sudah ada informasi mengenai bintang tamu, venue, sponsor, denah. Masa ajang internasional absurd begini?” tutur Anggara.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV