> >

Ini yang Dibahas Presiden Jokowi Saat Terima Delegasi Bank Dunia di Istana Merdeka

Politik | 16 Februari 2022, 20:20 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia (World Bank) di Istana Merdeka, Rabu (16/2/2022). (Sumber: Dok. Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Rabu (16/2/2022).

Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. 

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, Bank Dunia memberikan dukungannya terhadap agenda-agenda G20 di Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Lepas Ekspor 2 Juta Unit Mobil Perdana Rakitan Indonesia ke Australia!

Menurutnya, kepemimpinan Indonesia di G20 yang didukung dunia internasional memegang peranan penting dalam upaya pemulihan ekonomi global selepas pandemi.

Sri Mulyani menilai banyak negara yang masih tertinggal yang perlu mendapatkan perhatian.

Hal ini selaras dengan tema yang digagas Indonesia dalam G20, yakni Recover Together, Recover Stronger.

"Kepemimpinan Indonesia dan melalui dukungan dari G20, serta lembaga-lembaga internasional bisa memberikan perhatian kepada negara-negara yang masih belum bisa pulih," ujar Sri Mulyani, Rabu (16/2/2022), dikutip dari pemberitaan website Sekretariat Kabinet. 

Sri Mulyani menjelaskan, beberapa tantangan dalam pemulihan ekonomi global selepas pandemi yang akan dibahas dalam G20 yakni pemerataan akses vaksin, pemulihan ekonomi terutama di negara berpendapatan rendah.

Baca Juga: Khawatir Serangan Rusia, Bank Dunia dan IMF Pindahkan Staf dari Ukraina

"Jadi ini adalah salah satu pembahasan untuk G20, Bank Dunia akan mendukung dan tentu kepemimpinan Indonesia penting," ujar Sri. 

Sri Mulyani menambahkan, dalam perbincangan juga dibahas mengenai bagaimana Indonesia bisa menjadi contoh penerapan transisi energi, komitmen untuk melaksanakan Perjanjian Paris, hingga menurunkan karbon sesuai dengan nationally determined contribution (NDC) Indonesia.

Menurutnya, untuk mencapai ambisi emisi bersih di dunia, Indonesia memerlukan dukungan internasional terutama dalam hal pendanaan dan kerangka kebijakan.

Baca Juga: Ini Konsep Travel Bubble Bagi Delegasi Peserta G20: Karantina tapi Ada Hiburan

Indonesia, sambung Sri Mulyani, saat ini sudah punya mekanisme untuk membentuk harga karbon, pasar karbon, pajak karbon, dan Indonesia juga membangun energi terbarukan yang cukup banyak. 

Hal ini nantinya akan dibawa di dalam forum internasional sehingga dukungan dari internasional, baik dari sisi pendanaan dan juga dari sisi kebijakan bisa berjalan baik.

"Tadi Presiden menekankan bahwa komitmen Indonesia sangat kuat dan Indonesia tidak mau bicara saja, kita mau melakukan. Namun, untuk bisa melakukan tentu financing itu menjadi sangat penting," ujar Sri. 

Sri menambahkan terkait pembahasan ketahanan pangan global, Presiden Jokowi telah menyampaikan perhatiannya mengenai tren kenaikan harga pangan dunia yang bisa mengancam pemulihan ekonomi dunia.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Biaya Penanganan Covid-19 Telah Habiskan Rp200 Triliun

Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut sangat ingin pemulihan ekonomi dunia tidak terdisrupsi karena kenaikan harga, terutama harga pangan, yang tentu akan sangat membebani masyarakat. 

Untuk itu, sambung Sri Mulyani, perlu suatu kesepakatan global mengenai hal itu.

Dalam bidang lingkungan, Bank Dunia juga memberikan dukungan untuk program penanaman kembali mangrove di Indonesia.

Menurut Sri Mulyani, program tersebut bisa menjadi salah satu contoh upaya Indonesia dalam penanganan dampak perubahan iklim.

"Juga dari sisi kemampuan untuk menjaga hutan kita tidak terjadi kebakaran selama tiga tahun ini yang tentu akan sangat berbeda sekali dengan situasi di berbagai negara yang sedang menghadapi kebakaran hutan," ujar Sri.

Baca Juga: Bank Dunia Beri 3 Poin Rekomendasi agar Pemerintah Indonesia Naikkan Harga Cukai Rokok

Di samping itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai beberapa isu kawasan seperti situasi di Myanmar dan masalah kemanusiaan di Afghanistan.

Presiden Jokowi menaruh perhatian besar terhadap isu kemanusiaan di dua negara tersebut.

"Masalah kemanusiaan dari penduduk di dua negara tersebut tentu menjadi perhatian bagi seluruh dunia," ujar Menkeu.

Adapun pimpinan Bank Dunia yang hadir dalam pertemuan di Istana Merdeka yakni Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Vice President East Asia and Pacific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU