Sejumlah Alasan Muhaimin Ajukan NU-Muhammadiyah Jadi Penerima Nobel Perdamaian, Apa Mungkin?
Politik | 16 Februari 2022, 16:38 WIBKetua Umum PKB itu lantas menjelaskan, NU-Muhammadiyah punya jasa besar di negeri ini. Khususnya terkait upaya kedua ormas tersebut untuk memerangi bibit kekerasan yang ada di Indonesia.
“NU-Muhammadiyah, sudah berjasa besar mengurangi dan menghapuskan sumber-sumber dan bibit-bibit kekerasan serta konflik (pencegahan radikalisasi dan deradikalisasi). Melalui ribuan unit pondok-pondok pesantren, dan sekolah- sekolah dasar-menengah, serta pendidikan tinggi, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu terus menyemaikan Islam damai dan toleran.
Selain itu, di level online misalnya, NU-Muhammadiyah juga menyediakan pelbagai platform sebagai bentuk pembelajaran yang aman di ruang digital.
"NU telah menyelenggarakan platform NU Online dan islami.co Sementara Muhammadiyah telah mengadakan IBTimes dan Maarif Institutes untuk membumikan nilai-nilai, ajaran dan praktik Islam damai, moderat, dan berkemajuan,” tambah Muhaimin.
Baca Juga: UGM Sejak 2019 Sudah Usul NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian
Nobel Perdamaian Untuk Organisasi, Apakah Mungkin?
Dalam sejarah, kebanyakaan Nobel Perdamaian diberikan kepada individu-individu yang dinilai layak dan berkontribusi bagi dunia. Beberapa nama individu seperti Bunda Theresa hingga Barack Obama.
Pertanyaannya adalah, apakah NU-Muhammadiyah sebagai organisasi bisa mendapatkan Nobel?
Dalam sejarahnya, Nobel Perdamaian kali pertama diberikan pada tahun 1901 tersebut juga sering memberikan pengharaan kepada beberapa organisasi yang dinilai membawa efek baik bagi perdamaian dunia.
Tercatat, mulai dari Uni Eropa, Komite Palang Merah Internasional hingga terakhir Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2020.
Mereka diganjar Nobel atas upayanya memerangi kelaparan dan perbaikan di wilayah yang terkena dampak konflik, serta upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan konflik.
Jadi, NU-Muhammadiyah secara organisasi memungkinkan untuk mendapatkan Nobel Perdamaian dari Komite Nobel yang berada di Norwegia.
Berikut daftar organisasi pemenang hadiah Nobel Perdamaian.
- 1904: Institut Hukum Internasional
- 1910: Biro Permanen Perdamaian Dunia 1917: Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
- 1938: Nansen International Office for Refugees
- 1944: Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
- 1947: Friends Service Council (The Quakers), American Friends Service Committee (The Quakers)
- 1954: Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR)
- 1963: Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
- 1965: Badan PBB Urusan Anak-anak (Unicef)
- 1969: Organisasi Buruh Internasional (ILO)
- 1977: Amnesti Internasional
- 1981: Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR)
- 1985: Organisasi Pakar Fisika Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir (IPPNW)
- 1988: Pasukan Perdamaian PBB (UNPF)
- 1995: Gerakan Pugwash 1997: Kampanye Internasional Pelarangan Ranjau Darat
- 1999: Dokter Tanpa Perbatasan/Medecins Sans Frontieres (MSF)
- 2001: Kofi Annan (Ghana) dan PBB
- 2005: Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan Direktur Mohamed ElBaradei (Mesir)
- 2007: Panel PBB Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC)
- 2012: Uni Eropa
- 2013: Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV