Apa Itu Perayaan Cap Go Meh dalam Rangkaian Perayaan Imlek 2022, Ini Asal Usulnya
Peristiwa | Diperbarui 15 November 2024, 09:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Cap Go Meh merupakan penutup dari rangkaian perayaan 15 hari Tahun Baru Imlek 2022 yang dilakukan sejak 1 Februari 2022 lalu.
Cap Go Meh 2022 jatuh pada hari ini, Selasa (15/2/2022). Sejumlah masyarakat Tionghoa di sejumlah daeraah di Indonesia mulai mempersiapkan perayaan.
Umumnya perayaan Cap Go Meh dilakukan dengan pergi ke Kelenteng atau Wihara, kemudian melakukan kirab sambil menggotong Kio yang di dalamnya ada arca para Dewa.
Namun tradisi Cap Go Meh di Singkawang Provinsi Kalimantan Barat dirayakan dengan cara yang berbeda dengan menyerap budaya lokal.
Baca Juga: Berbagi Angpao Diperayaan Cap Go Meh
Selain pawai lampion dan arak-arakan barongsai, Cap Go Meh di Singkawang juga melakukan arak-arakan Tatung dari klenteng ke klenteng.
Legenda Cap Go Meh
Legenda Cap Go Meh datang dari era Dinasti Han (206 SM hingga 220 M). Saat itu, para biksu menyalakan lentera pada hari ke-15 tahun baru Imlek untuk menghormati Sang Buddha.
Melansir Britanica, Kaisar Giok atau Jade Emperor (You Di) marah terhadap penduduk di sebuah kota karena membunuh angsa miliknya.
Kaisar berencana untuk menghancurkan kota itu dengan dengan cara membakarnya. Namun gagal karena seorang peri, yang menyuruh orang-orang kota itu menyalakan lentera.
Cahaya berkobar dari lentera yang dipasang oleh penduduk berhasil mengelabui Kaisar sehingga rencana pembakaran itu gagal.
Akhirnya, kota itu terhindar dari amukan Kaisar Giok. Sebagai wujud rasa syukur, orang-orang terus memperingati momen tersebut setiap tahun dengan memasang lentera warna-warni.
Asal Usul Cap Go Meh di Indonesia
Menurut Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien.
Cap Go berarti lima belas, sementara Meh artinya malam. Oleh karena itu, Cap Go Meh merupakan perayaan malam kelima belas.
Beberapa sumber menyebut, perayaan Cap Go Meh dilakukan untuk menghormati dewa tertinggi di Dinasti Han.
Namun dalam ajaran agama Konghucu, Cap Go Meh diperingati sebagai sarana berdoa kepada orang tua. dan memohon kepada Tuhan atau Tian.
Dwi mengatakan, nama Cap Go Meh hanya ada di Indonesia karena pengaruh dari bahasa Hokkien. Sedangkan negara-negara lain memiliki istilahnya sendiri.
Baca Juga: Sambut Perayaan Cap Go Meh, Banyak Promo Diskon dari Restoran Cepat Saji hingga Tiket Pesawat
Dunia mengenal perayaan ini sebagai Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion). Sementara di Tiongkok, Cap Go Meh disebut sebagai Yuánxiojié atau Shàngyuánjié.
Dulunya, kata Dwi, perayaan ini hanya dilakukan di lingkup lingkungan kecil seperti keluarga. Namun karena diadaptasi dengan budaya Indonesia, Cap Go Meh menjadi suatu perayaan besar.
"Dulu itu hanya keluarga tertentu, maksudnya satu keluarga anggota tertentu, enggak umum. Nah, sekarang menjadi kebiasaan yang umum, difestivalkan, menjadi tradisi budaya. Tapi intinya itu bagian dari ritual keagamaan juga sebenarnya," kata Dwi, melansir Kompas.com.
Salah satu bentuk akulturasi budaya itu adalah adanya kuliner Lontong Cap Go Meh yang merupakan perpaduan dari budaya Indonesia dan Tiongkok.
Penulis : Dian Nita Editor :
Sumber : Kompas.com