> >

Ridwan Kamil Usul Luas Lahan Ibu Kota Negara Mencontoh Washington DC

Peristiwa | 10 Februari 2022, 12:56 WIB
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengusulkan ukuran IKN seperti pakaian, jangan terlalu longgar dan jangan terlalu sempit. (Sumber: ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar)

"Saya kira boros lahan menjadi sebuah kebiasaan di kita, kalau membangun skala besar itu cenderung suka luas-luasan,” katanya. Oleh karena itu pihaknya mengingatkan bahwa dalam mendesain ruang sebuah kota ataupun IKN maka pembangunan harus berprinsip seperti membuat baju, yaitu tidak sempit dan tidak longgar.

Menurutnya, kegagalan pembangunan ibu kota negara terjadi di Brazilia, terjadi di ibu kota Myanmar dan di berbagai tempat lainnya, dimana pembangunan fisik hanya berusaha menaklukkan tanah seluas-luasnya. Menurutnya, terkadang yang terlupakan adalah bahwa manusia itu punya batas-batas psikologis dan batas-batas motoris yang harus disusun.

"Oleh karena itu sebenarnya saya tidak suka kampus-kampus di Indonesia yang terlalu jauh-jauh bangunannya. Jadi antar-bangunan harus naik mobil turun mobil dan sebagainya," kata dia lagi.

Ridwan Kamil menambahkan, lama-lama karena kebiasaan tidak menciptakan kota dengan ukuran skala yang benar, maka menjadi terbiasa menerima budaya bahwa menikmati arsitektur harus naik mobil.

Baca Juga: DPD RI Sebut UU IKN Belum Sentuh Wilayah Penyangga : Banyak Potensi Permasalahan Belum Diatur

Gubernur Jabar itu mencontohkan pula soal Dubai yang sukses menjadi kota berarsitektur modern, indah dan inovatif namun tidak nyaman untuk menjalani kehidupan.

Menurutnya Dubai menjadi contoh bagaimana penataan ruangnya tidak bisa menyandingkan yang kaya dan miskin, namun justru melahirkan ketidakadilan ruang. Sehingga dia berharap IKN belajar dari kegagalan-kegagalan di negara lain.

"Dan yang saya khawatirkan di tahap berikutnya dari Ibu Kota Negara ini adalah nanti hanya kumpulan katalog arsitektur, kumpulan bangunan-bangunan yang dibahas estetikanya, teori-teori bangunannya, tapi tidak membentuk sebuah peradaban kota," katanya.

Pihaknya mendorong Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk berperan aktif dalam proses pembangunan IKN tersebut. Bahkan dirinya berharap IAI bisa menjadi konsultan Presiden Joko Widodo agar proses pembangunan IKN tidak keluar dari prinsip-prinsip membangun peradaban kota lewat rumus desain, density dan diversity.

"Jadi ini adalah momen bersejarah banget dan tidak pernah mungkin akan terulang ya (pindah) ibukota dua kali, nggak akan terulang lagi," kata dia.


 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU