Soal Kekerasan di Sekolah, Kementerian PPPA Nilai Surabaya Belum Maksimal Selenggarakan KLA
Sosial | 6 Februari 2022, 12:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kota Surabaya mendapatkan predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama keempat kalinya dinilai belum maksimal dalam penyelenggaraan KLA.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Agustina Erni, terkait adanya kasus kekerasana pada siswa oleh guru.
Melalui keterangan tertulis, Minggu (6/2/2022), Erni menyebut bahwa pada dasarnya penyelenggaraan KLA bukan hanya diukur dari satu indikator saja.
Menurut dia, masih adanya anak didik yang mengalami kekerasan oleh oknum guru, meskipun sekolah tersebut sudah dinyatakan sebagai Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA).
Faktanya, lanjut Erni, sekolah tersebut masih berproses menuju Satuan Pendidikan Ramah Anak berproses untuk memenuhi 6 komponen SRA.
Baca Juga: Buntut Kasus Kekerasan Terhadap Murid, Wali Kota Surabaya Berikan Arahan Para Guru Agar Tak Terulang
“Hal ini juga sejalan dengan Kota Surabaya yang mendapatkan predikat KLA Utama keempat kalinya dinilai belum maksimal dalam penyelenggaraan KLA, karena pada dasarnya penyelenggaraan KLA bukan hanya diukur dari satu indikator saja, namun banyak indikator terkait di dalamnya,” urainya.
Namun, dia berharap implementasi dalam bidang pendidikan, bahwa setiap anak didik perlu mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial jauh dari kekerasan dan ketakutan.
Hal ini, kata Erni, bertujuan agar anak juga dapat mengembangkan kepribadiannya, menggali potensi, dan menumbuhkan kepercayaan diri yang baik.
“Kami yakin tidak mudah mempertahankan kualitas peringkat utama bagi Kota Surabaya, semua membutuhkan sinergitas dan upaya perlindungan anak yang melibatkan semua elemen masyarakat dan pihak terkait lainnya,” terang Erni.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV