Telinga Terganggu Akibat Barotrauma, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kesehatan | 4 Februari 2022, 06:40 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Telinga merupakan salah satu organ tubuh yang juga menjadi berfungsi sebagai indera pendengar bagi manusia.
Namun seringkali, telinga mendapat masalah saat kita berpindah ketinggian seperti naik lift, mendaki gunung atau saat terbang di pesawat.
Masalah yang terjadi di telinga akibat ketinggian tersebut disebut dengan barotrauma.
Baca Juga: Sering Merasa Cemas saat Hari Minggu Tiba? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Penyebab Barotrauma
Barotrauma tidak hanya terjadi akibat ketinggian namun juga bisa disebabkan saat kita melakukan penyelaman.
Jika telinga kita tidak bisa cepat beradaptasi menghadapi perubahan tekanan udara dari dalam dan luar, maka barotrauma bisa terjadi.
Meskipun gangguan dari barotrauma biasanya kecil, terkadang dapat menyebabkan gejala yang signifikan.
Dilansir dari ENT Health, di dalam telinga kita terdapat tuba eustachius, tabung berlapis membran selebar pensil yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga tengah.
Tuba eustachius berfungsi untuk membantu menjaga keseimbangan tekanan udara di kedua sisi gendang telinga.
Ketika tuba eustachius di telinga tengah tersumbat karena perubahan ketinggian atau tekanan, udara di kedua sisi menjadi tidak seimbang.
Hal ini menyebabkan gendang telinga meregang dan menyebabkan rasa sakit yang kadang disertai dengan keluarnya cairan.
Pilek, infeksi sinus, dan alergi hidung juga dapat mengganggu karena pembengkakan selaput di hidung dapat meluas ke saluran eustachius dan menghambatnya.
Beberapa gejala barotrauma meliputi:
- Tekanan telinga
- Sakit telinga
- Gangguan pendengaran
- Pusing
Baca Juga: Leher Kaku Akibat Terlalu Lama Main HP, Bagaimana Mengatasinya?
Cara Mengatasi Barotrauma
Cara paling sederhana untuk membantu mengatasi masalah telinga akibat barotrauma -terutama saat terbang- adalah dengan menelan.
Menguap, mengunyah permen karet, atau mengisap permen dapat membantu, terutama sebelum lepas landas dan saat turun dari pesawat.
Dapat dicoba pula mencubit hidung, menghirup udara penuh, meniup dengan lembut (tidak dengan paksa) ke hidung yang terjepit, lalu menelannya.
Hal ini akan berhasil saat terdengar seperti bunyi letupan, dan telinga Anda terasa tidak terlalu tersumbat.
Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap penyumbatan telinga karena saluran eustachius mereka lebih sempit daripada orang dewasa.
Meminum obat dekongestan akan membantu mencegah barotrauma saat melakukan perjalanan di ketinggian.
Semprotan hidung yang mengandung dekongestan yang dijual bebas juga dapat membantu pelancong udara mengecilkan selaput dan membantu telinga lega lebih mudah.
Namun, jika sedang hamil, atau memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, irama jantung yang tidak teratur, penyakit tiroid, atau kegugupan yang berlebihan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan ini.
Penggunaan semprotan hidung dekongestan yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan lebih banyak penyumbatan daripada kelegaan, dan bahkan mengakibatkan sejenis kecanduan.
Jika telinga gagal untuk membuka, atau mengalami rasa sakit yang terus-menerus di telinga, cari bantuan dari spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), atau otolaryngologist.
Baca Juga: Pengaruh Radang Sendi Psoriatik pada Kuku dan Cara Mengatasinya
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : ENT Health