Ramai Pertanyaan Kenapa Imlek Selalu Turun Hujan, Ini Penjelasan BMKG dan Prakiraannya
Sosial | 31 Januari 2022, 20:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah pertanyaan dari netizen tentang hujan kerap turun ketika tahun baru Cina atau Imlek menarik perhatian.
"Kenapa setiap mau Imlek selalu hujan ...," tulis salah satu akun di Twitter.
"Kenapa imlek identik dengan hujan?," tulis akun lain.
Anggapan Imlek di Indonesia identik dengan hujan membuat bertanya-tanya, benarkah kebetulan atau ada hubungannya?
Menanggapi pertanyaan tersebut Badan Meteorologi Klimatorlogi dan Geofisika (BMKG) buka suara.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, Imlek turun hujan karena jatuh pada Januari hingga Februari yang merupakan bulan musim hujan.
Baca Juga: Jelang Perayaan Imlek, Coba Dekorasi Rumah dengan 4 Tanaman Hias Ini
"Demikian pada 2022, Hari Raya Imlek 2573 Kongzili jatuh pada 1 Februari 2022, yang notabene merupakan musim hujan," jelasnya dikutip dari Kompas.com, Senin (31/1/2022).
BMKG juga mengungkapkan puncak musim hujan akan terjadi awal 2022. Prakiraannya Januari-Februari 2022 adalah puncak musim hujan 2021-2022.
Kondisi hujan lebat berdurasi panjang diprakirakan akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Ini daftarnya.
- Sumatera Selatan
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Tengah
- Sulawesi Selatan
- Papua.
Sementara wilayah ini diprakirakan akan turun hujan lebat berdurasi panjang 1-3 Februari 2022.
Baca Juga: Tidak Akan Tutup Pusat Keramaian Imlek di Solo, Gibran: Ini Bawa Berkah untuk Semua
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Jambi
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Gorontalo
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
"Berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," jelas Guswanto.
Penulis : Danang Suryo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com