> >

Antisipasi Lonjakan Omicron, Satgas Covid-19 Imbau Perkantoran Kembali WFH

Update corona | 27 Januari 2022, 22:17 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito (Sumber: Dok. BNPB)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta sektor perkantoran kembali menerapkan kebijakan bekerja dari rumah alias WFH sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

"Mohon kepada perkantoran nonesensial dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH kembali sebagai bentuk antisipasi terus meningkatnya kasus Covid-19," ujar Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga: Menkes Minta Masyarakat Persiapkan Diri untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Omicron

Pada kesempatan lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat bersiap diri dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Menurut Budi Gunadi, penyebaran varian Omicron lebih cepat dan tinggi dari varian Delta yang terjadi di Indonesia pada tahun lalu. 

Budi memprediksi lonjakan kasus Covid-19 ke depan bisa mencapai 50 ribu.

Tingginya angka lonjakan kasus ini bisa ditekan jika masyarakat waspada dan mempersiapkan diri dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Kasusnya naik mungkin nanti bisa 10 ribu sampai 50 ribu. Kita tetap waspada, jangan panik kalau panik malah jadi susah ke depannya," ujar Budi saat jumpa pers Persiapan Kemenkes Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia, Kamis.

Strategi Kemenkes Hadapi Omicron

Lebih lanjut, Menkes Budi Gunadi menjelaskan strategi kemenkes dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron ini akan berbeda dari sebelumnya.

Meski penyebaran kasus varian Omicron lebih cepat dari varian Delta, namun tingkat hospitalisasi atau keadaan kritis dan fatality atau kasus kematian lebih rendah dibanding varian Delta.

Dengan begitu, nantinya diprediksi akan banyak pasien yang bergejala rendah hingga pasien tanpa gejala dibanding pasien bergejala sedang hingga berat yang membutuhkan penanganan rumah sakit.

Untuk itu strategi penanganan dan perawatan kasus varian Omicron lebih banyak dilakukan di luar rumah sakit atau melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Karena akan banyak sekali ini. Jadi tidak mungkin orang yang bergejala ringan, tanpa gejala ini masuk ke rumah sakit dan rumah sakit penuh sehingga tidak bisa diisi pasien yang membutuhkan seperti gejala sedang hingga berat," ujar Menkes.

Baca Juga: Pasien Meninggal akibat Varian Omicron Bertambah Satu Orang, Menkes: Total Ada 3 Kasus

Adapun jumlah kasus Covid-19 varian Omicron saat ini mencapai 1.988 pasien.

Dari jumlah tersebut 765 orang sudah dinyatakan negatif.

Kemudian pasien varian Omicron yang masuk kategori asimtomatik atau orang tanpa gejala tercatat sebanyak 334 orang dan untuk kategori sedang yang butuh oksigen dan berat tercatat ada 59 pasien. 

Kasus kematian varian Omicron sampai saat ini berjumlah tiga kasus.

Ketiga pasien berusia di atas 60 tahun dan seluruhnya memiliki penyakit penyerta atau komorbid baik itu diabetes melitus, gagal ginjal, jantung dan hipertensi. 

Data Kemenkes, salah satu pasien yang meninggal akibat varian Omicron ini diketahui belum mendapatkan vaksin Covid-19.

Sedangkan dua pasien yang meninggal lainnya sudah mendapatkan vaksin lengkap dan sudah menerima vaksinasi booster atau dosis ketiga.

Ketiga pasien dirawat ini di ruang ICU rumah sakit yang berbeda dengan kondisi berat.

Baca Juga: Varian Omicron Tidak Berat tapi Juga Tidak Jinak, Ini Maksudnya

Penulis : Hedi Basri Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU