Sumur Resapan Jakarta Disebut Lebih Cocok untuk Ternak Lele, Ini Kata Wagub DKI
Peristiwa | 27 Januari 2022, 09:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, menanggapi ucapan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang menyebut sumur resapan lebih berguna untuk dimanfaatkan jadi ternak ikan lele.
"Ya beginilah, mari kita semua sikapi semua masalah di Jakarta dengan baik dan bijak," kata Riza kepada wartawan, Rabu (26/1/22) malam.
Riza tidak membantah bahwa masih ada kekurangan dari program yang dijalankan Pemprov, namun, kekurangan tersebut sedianya dibahas dan diperbaiki bersama.
"Semua program kami bahas bersama antara Pemprov dengan DPRD itu juga proses dari bawah, ada kekurangan mungkin mari perbaiki," katanya.
Dia pun memastikan semua program akan berjalan lebih baik ke depannya.
Baca Juga: Anies Terbitkan Kepgub Terbaru soal PPKM Level 2 di Jakarta, Berlaku hingga 31 Januari
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebut program sumur resapan milik Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Ariza tidak efektif mengatasi banjir dan lebih berguna jika dimanfaatkan untuk berternak ikan lele.
Menurut dia, pembangunan sumur resapan tidak direncanakan dengan baik, sehingga tidak berguna mengatasi banjir di Jakarta.
Terlebih, ada beberapa lokasi dibangunnya sumur resapan sejak dahulu memang tidak pernah terkena dampak banjir. Itu seperti di Jalan Sriwijaya dan kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Di sana itu aman betul sejak dahulu. Tapi sekarang dibolongin sama dia (Anies Baswedan) banyak sekali, lalu setelahnya ditinggal begitu saja,” kata Prasetyo di Jakarta pada Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: Wagub DKI: Terbukti Sumur Resapan Bikin Genangan Lebih Cepat Surut
“Kalau saya, cocoknya ini untuk kerja sama dengan Dinas KPKP lalu masukkan lele di dalamnya, masyarakat yang jaga dan kasih makan, itu kan jadi pendapatan juga.”
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun setidaknya 16.000 sumur resapan sepanjang tahun 2021.
Namun, sebagian di antaranya menuai kritik karena penempatan yang dinilai tidak tepat dan desain teknis yang tidak sesuai standar.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV