Apakah Sunat Bayi Aman? Ini Penjelasan dr Reisa Broto
Kesehatan | 25 Januari 2022, 16:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini beberapa pasangan artis memilih untuk melakukan sunat bayi pada anaknya. Contohnya Rayyanza Malik Ahmad, anak Nagita Slavina dan Raffi Ahmad yang sudah disunat sejak usia 1 bulan.
Selain itu, anak pasangan Zaskia Sungkar dan Irwansyah, Ukkasya serta anak Hanung Bramantyo dan Zaskia Adya Mecca, Bhaj Kama juga diketahui melakukan sunat bayi.
Lalu, apakah sunat bayi aman? Dokter spesialis Reisa Broto Asmoro menjelaskan pengalaman sunat bayi Yoda, anak keduanya.
"Saya mau share sedikit nih tentang pengalaman saat menyunat Yoda. Kenapa memutuskan menyunat Yoda saat bayi? Berikut saya share manfaat dan risikonya ya," tulis dr Reisa melalui Instagramnya @reisabrotoasmoro dikutip Selasa (25/1/2022).
Apa itu sunat?
Sirkumsisi atau sunat adalah proses pembuangan kulup pada bagian ujung penis anak. Secara medis, tidak ada usia khusus bagi anak untuk disunat.
Baca Juga: Catat! Ini Keputusan Musyawarah Ulama Pesantren Soal Sunat Perempuan: Harus Dicegah, Banyak Mudarat
Namun dr. Reisa mengatakan sunat lebih direkomendasikan jika dilakukan saat masih bayi karena memiliki beberapa manfaat.
Manfaat Sunat Bayi
Mencegah Masalah Penis
Biasanya, sunat memang dilakukan karena faktor agama dan tradisi. Namun, ada beberapa resiko kesehatan yang terjadi jika bayi tidak disunat.
Salah satunya merupakan kondisi peradangan pada kulup yang disebut fimosis, dimana kulup susah ditarik atau dibersihkan.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Ketika bayi yang belum disunat sering menggunakan popok maka kotoran bayi kemungkinan besar akan tersimpan di kulup.
Jika seringkali terjadi, maka resiko terkena infeksi pada area kelamin jadi lebih tinggi. Sedangkan pada bayi yang sudah disunat, proses pembersihan pada area kulup yang dibuang jadi lebih mudah dilakukan.
Menurunkan Resiko Penyakit Seksual dan Ginjal
Pencegahan ISK di atas akan bermanfaat jangka panjang sebagai upaya untuk menurunkan resiko terkena penyakit seksual menular.
Selain itu, pencegahan juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit ginjal saat dewasa.
Namun, pencegahan keduanya juga perlu dibarengi dengan kegiatan seksual yang aman dan pola hidup sehat.
Baca Juga: Peringati Hari Santri Nasional, Korem 101/Antasari Gelar Sunatan Massal di Pondok Pesantren
Menghindari Trauma Psikologis
Menurut dr. Reisa, sunat saat masih bayi juga mengurangi resiko trauma pada anak jika sudah dewasa nanti.
Hal ini karena sunat saat bayi memungkinkan proses pemulihan luka yang lebih cepat dan tidak terbayang-bayang akan jarum suntik.
Langkah Sunat Bayi
Apa langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum sunat bayi? Sebelum memutuskan untuk melakukan sunat bayi direkomendasikan untuk konsultasi terlebih dahulu.
Konsultasikan dengan dokter anak atau dokter urologi dan pastikan bahwa kondisi anak memungkinkan untuk disunat.
Selain itu memilih dokter sunat yang kompeten juga harus dilakukan untuk mencegah adanya infeksi.
Terakhir, dr. Reisa mengimbau kepada masyarakat bahwa sunat hanya bisa dilakukan untuk laki-laki bukan perempuan.
"Sunat hanya untuk anak laki-laki ya, tidak dilakukan pada anak perempuan. Karena tidak ada bagian apa-apa yang perlu dilakukan pemotongan pada alat kelamin perempuan," pungkas dr. Reisa.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV