> >

5 Pengakuan Putri Tanjung, Ada Pressure Sejak Kecil hingga Ditolak saat Cari Sponsor

Sosok | 20 Januari 2022, 10:17 WIB
Nama Putri Tanjung menjadi trending topic di Twitter dan menjadi perbincangan warganet karena quotesnya. (Sumber: Instagram)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengusaha muda putri dari Chairul Tanjung, Putri Tanjung mendadak ramai dibicarakan di media sosial Twitter.

Beberapa twit yang menyinggung soal privilege Putri sebagai anak dari pengusaha sukses, Chairul Tanjung juga ramai di Twitter.

Warganet juga menyoroti tentang pengakuan Putri yang pernah rugi hingga Rp 800 juta tapi hanya merasa sedih dan mengurung diri di kamar selama dua tiga hari.

Berikut lima pengakuan Putri tentang bagaimana dia sampai pada titik seperti sekarang.

Merasa Ada Tekanan Sejak Kecil

Putri pernah mengakui dia memang memiliki hak istimewa sebagai anak pengusaha sukses. Namun, privilege disebutnya merupakan tanggung jawab besar

Putri mengaku sebagai anak seorang pengusaha besar membuatnya merasa ada tekanan atau pressure sejak kecil.

Bahkan pada usia 15 tahun rasa tidak percaya dirinya muncul karena pandangan orang-orang.

"Gue enggak pede karena enggak merasa pinter apa-apa usia 15 tahun karena gue merasa punya pressure, 'oh bapak gue seorang pengusaha hebat,' selalu ada embel-embel itu," kata Putri.

"The more privilege I have, the more tanggung jawab. Gue ngerasa I need to work harder than anyone else, I need to work smarter than anyone else karena gue punya tanggung jawab itu, harus bikin impact untuk banyak orang," ucap Putri.

Jual Pembatas Buku

Putri juga menyebut dia pernah membuat pembatas buku untuk dijual, meskipun pembelinya sang iibu sendiri.

Hal itu karena sejak kecil orang tuanya mengajarkan berjuang sendiri. Bahkan uang jajannya saat masih sekolah hanya setengah dari uang jajan teman-teman lainnya.

Baca Juga: Putri Tanjung Trending Topic di Twitter, Pernah Tak Terima Disebut Sukses Karena Ayah

Mau tidak mau Putri harus bisa memutar otak untuk menghasilkan uang.

"Tahu enggak Boy gimana caranya gue dapat uang tambahan? Gue bikin pembatas buku dan segala macam," tutur Putri dalam vlog Boy William.

"Walaupun yang beli nyokap bokap gue juga. Tapi kan at least entrepreneurship, kan jalan ya," imbuhnya.

Dia juga diajarkan untuk berusaha lebih dulu sebelum mendapatkan apa yang diinginkan. Misalnya saja dia harus mendapatkan ranking baru bisa mendapat sesuatu.

Tidak Ada yang Instan

Putri berpendapat, sangat penting untuk berani memulai dan tidak takut bermimpi setinggi mungkin. Selain itu, semuanya membutuhkan proses.

"Dan jangan enggak mau susah. Karena menurut gue enggak ada yang instan, semua ada prosesnya, nikmati prosesnya dan lo belajar dari proses itu," ucap Putri.

"Dan prosesnya emang susah, tapi nantinya akan worth it kok at the end," sambungnya.

Ayahnya, lanjut Putri, pernah mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi kaya, tanpa memandang status, jenis kelamin atau usia.

Namun semua tergantung pada niat dan kemauan masing-masing orang.

"Bapak gue selalu bilang, semua orang punya hak yang sama untuk sukses, mau umur kamu berapa, anaknya siapa, gendernya apa, semua punya hak yang sama untuk sukses. Lo mau apa enggak aja sebenarnya," kata Putri.

Dilarang Minta Sponsor Orang Tua

Orang tua Putri mendidiknya untuk mandiri, dan melarangnya mencari sponsor usaha dari perusahaan milik mereka.

Sehingga, dia memulai usaha pertamanya tanpa sponsor dari orang tua.

"Mungkin orang merasa 'ah lo gampang bikin event, lo punya all the network, apalagi bapak lo siapa,'" tutur Putri mengingat setiap sindiran yang ditujukan untuknya.

"Gue sangat bersyukur karena didikan orang tua gue mengajarkan gue untuk jadi orang yang sangat mandiri, mereka bener-bener enggak mau ngasih modal, gue enggak boleh nyari sponsor di perusahaan bokap nyokap," sambungnya.

Ditolak saat Cari Sponsor

Pada tahun 2014, Putri membuat event pertamanya. Kala itu usianya masih 15 tahun dan dia harus berjuang sendiri mencari sponsor.

Saat itu, beberapa perusahaan menolak bahkan mengabaikannya ketika mencari sponsor. Sebab, idenya dinilai tidak biasa.

"Gue pas presentasi dulu di tengah-tengah disuruh keluar, ada yang langsung nolak, pas gue masih presentasi udah 'kayaknya enggak deh', ditolak lah, ada yang gue enggak boleh masuk," kata Putri.

"Habis itu dia ngomong gini,'kenapa sih enggak minta sponsor ke perusahaan bapak kamu,' itu menurut gue yang paling sakit," lanjutnya.

Penolakan-penolakan itulah yang kemudian membuatnya bersemangat untuk membuktikan diri dia bisa berdiri tanpa sponsor orang tua.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU