Jokowi Ungkap Indonesia Disemprot Negara-negara Lain karena Stop Ekspor Bahan Mentah
Berita utama | 17 Januari 2022, 14:55 WIB“Enggak tahu menang atau kalah, ini masih dalam proses di WTO. Ya kita harapkan menang,” ucapnya.
“Tapi yang jelas nggak akan kita hentikan meskipun dibawa ke WTO, stop bauksit tetap akan jalan, stop tembaga tetap akan jalan. Inilah yang namanya nilai tambah,: ujarnya menegaskan.
Oleh karena itu, Jokowi berharap masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi yang terbaru.
“Kalau kita belum punya ya enggak apa-apa, partneran sama negara lain kok, tetapi Industrinya ada di sini, pabriknya ada di sini,” kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Bangga Atasi Covid-19: Indonesia Punya Gotong Royong dan Pancasila, Negara Besar Tidak
“Karena sekali lagi, sekarang bukan lagi eranya lagi menjual bahan mentah, kita harus melakukan hilirisasi industry, harus melakukan memaksimalkan nilai tambah kekayaan alam yang kita miliki,” tambah Jokowi.
Bayangkan, sambung Presiden, jika nikel yang jadi besi baja bisa membuat pendapatan negara melompat dari Rp15 Triliun menjadi Rp300 Triliun, bagaimana dengan nilai tambah turunannya selanjutnya.
“Nikel yang jadi besi baja saja bisa melompat menjadi Rp300 Triliun, itu enggak tahu mungkin baru satu atau dua turunan, nanti kalau turunannya sampai ke-10, ke-11, ke-12 nilai tambahnya berapa,” katanya.
“Bauksit juga begitu, saya kalkulasi juga nilai tambahnya sama akan dapat berapa penerimaan negara dari ekspor-ekspor yang kita lakukan,” tambahnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV