> >

Media Sosial Dapat Sebabkan Penipu Merasa Lebih Aman Melancarkan Aksinya

Sapa indonesia | 15 Januari 2022, 11:25 WIB
Enda Nasution berpendapat media sosial dapat menyebabkan penipu merasa sedikit lebih aman dalam melaksanakan aksinya karena tidak bertemu langsung dengan korbannya. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

“Kok bisa ya mendapat penghasilan sebegitu besarnya dari mana. Sisi lain juga kita sama-sama tahu banyak orang pamer kekayaan di media sosial dan kita enggak tahu ini kekayaannya berasal dari mana.”

Hal ini, lanjut Enda, secara psikologis membuat orang berfikir bahwa jangan-jangan ada sesuatu yang dia belum tahu yang orang lain sudah melakukan dan mendapatkan hasilnya.

Maraknya korban penipuan dari media sosial, lanjut Enda, juga dipengaruhi oleh rendahnya literasi media sosial atau literasi digital masyarakat.

Baca Juga: Waspadai 3 Kemungkinan Investasi Bodong Menurut OJK, Termasuk Penawaran Keuntungan yang Fix

Untuk mencegah dan meminimalisir hal semacam itu di media sosial, sejak tahun 2017 Enda dan beberapa rekannya telah melakukan kegiatan yang dinamai Gerakan Bijak Sosial Media.

“Saya dan teman-teman juga ada kegiatan bernama Gerakan Bijak Sosial Media, salah satunya memang membahas investasi, tapi juga seperti kemarin pandemi banyak juga informasi hoaks tentang kesehatan, misalnya. Kemudian secara sosial politik.”

“Kadang-kadang sesuatu informasi yang kita dapat dari sumber yang terpercaya pun ternyata bisa berubah,” lanjutnya.

Jadi, menurutnya memang tidak ada lagi kepastian informasi yang bisa kita percaya, dan kita harus terus meng-update informasi terbaru.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU