Menkes soal Prediksi Puncak Kasus Omicron: Tetap Waspada, tapi Tidak Perlu Panik
Peristiwa | 12 Januari 2022, 10:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Puncak gelombang Covid-19 akibat Omicron diperkirakan akan terjadi pada awal Februari.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan seluruh pihak diminta untuk tetap waspada, namun tidak perlu panik.
Hal ini lantaran lonjakan kasus akibat Omicron yang masuk rumah sakit akan jauh lebih rendah daripada Delta.
"Kita tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga. Namun tidak perlu panik, karena kasus yang masuk RS akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus sebelumnya pada saat gelombang Delta," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Selasa (11/1/2022) malam.
Sebelumnya, Budi juga mengatakan bahwa pasien konfirmasi Omicron tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Salah satu alasannya karena mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala.
Baca Juga: Waspada! Kemenkes Prediksi Lonjakan Covid-19 Varian Omicron: Minggu Kedua Februari
Fakta tersebut, kata Menkes didapat dari jumlah pasien konfirmasi per Senin (10/1) di Indonesia sebanyak 414 orang yang didominasi dengan gejala ringan hingga tanpa gejala.
"Dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99 persen gejalanya ringan dan tanpa gejala. Sementara yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1/2022).
Lebih lanjut, Budi menerangkan bahwa saat ini pasien terkonfirmasi Omicron hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan mendapatkan obat melalui layanan telemedicine.
Kendati demikian, Kemenkes memprediksi puncak kasus varian Omicron di Indonesia akan terjadi Februari 2022. Lonjakan kasus itu diprediksi bisa mencapai 60 ribu kasus dalam sehari.
Prediksi jumlah itu lebih tinggi dari penambahan kasus harian yang terjadi akibat varian Delta pada 15 Juli dengan 56.757 kasus.
Sementara itu per 8 Januari Kemenkes mencatat sebaran kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus, mayoritas imported case dan 50 di antaranya sudah menjadi kasus transmisi lokal di masyarakat.
Namun berdasarkan data Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 12 Januari, kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 432 kasus. GISAID merupakan sebuah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.
Baca Juga: Perhatikan Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV