> >

BMKG Minta 6 Wilayah Ini Waspada Bencana Hidrometeorologi pada Januari-Maret 2022

Peristiwa | 11 Januari 2022, 05:38 WIB
Ilustrasi: Banjir di Kota Pekalongan pada Februari 2020. (Sumber: Kompas TV/Ant/Harviyan Perdana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, meminta wilayah-wilayah berikut waspada bencana hidrometeorologi pada Januari hingga Maret 2022.

Meski curah hujan tahun 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2021 lalu, kata Dwikorita, tapi pemerintah daerah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Utamanya di daerah yang diprediksikan memperoleh curah hujan bulanan di atas normal pada Januari, di antaranya: 

  • Sumatera bagian tengah hingga utara
  • Kalimantan bagian timur dan utara
  • Jawa bagian barat
  • Sebagian Sulawesi
  • Nusa Tenggara bagian timur
  • Maluku 
  • Papua.

Baca Juga: Banjir Rob di Pesisir Jakarta: BPBD dan BMKG Sudah Beri Peringatan Dini!

Untuk Februari 2022, BMKG megimbau waspada bencanan hidrometeorologi di wilayah-wilayah berikut:

  • Sebagian Sumatera
  • Sebagian Jawa
  • Kalimantan bagian timur
  • Sulawesi
  • Maluku bagian utara 
  • Papua 

Pada Maret 2022, bencanan akibat cuaca ekstrim juga diprakirakan berdampak di daerah:

  • Sumatera bagian utara
  • Jawa
  • Kalimantan bagian utara
  • Sulawesi
  • Maluku
  • Maluku Utara 
  • Sebagian Papua

"Dampak negatif dan positif yang disebabkan oleh iklim harus tetap dipetakan. Kondisi curah hujan di atas normal dapat dimanfaatkan untuk kecukupan kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian, dan sektor kehutanan,” ujar Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/1/2022).

Baca Juga: BPBD dan BMKG Sebut Debit Air di Pesisir Jakarta Akan Naik Jelang Masa Perigee

Terkait dampak negatif, tambah Dwikorita, Pemerintah Daerah dan masyarakat harus mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi guna menghindari dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

Jangka panjangnya, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan penyempurnaan tata ruang dan tata kelola air dengan mempertimbangkan pengaruh dan dampak perubahan iklim baik pada tingkat global, regional dan lokal, sebagai langkah antisipasi terhadap semakin meningkatnya frekuensi dan intensitas multibencana hidrometeorologi

Sementara dalam hal tren suhu, Dwikorita mengungkapkan bahwa suhu tahun 2022 akan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata normalnya (sebesar 26,6 °C). Tren kenaikan suhu juga terjadi secara terus-menerus di Indonesia.

Namun begitu, rekor tahun terpanas masih diduduki tahun 2016 dengan nilai anomali sebesar 0,8°C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020.

Suhu udara rata-rata tahunan 2021 ialah 27,0°C dan menempati urutan ke-8 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,4°C. Tahun 2020 dan 2019 menempati urutan kedua dan ketiga tahun terpanas dengan nilai ano­mali masing-masing sebesar 0,7° dan 0,6°C.

Baca Juga: Banjir di Jember Disebut akibat Pendangkalan Sungai dan Sampah

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU