Kronologi Warga Surabaya Terinfeksi Omicron, Pilek Sepulang Berlibur di Bali
Update corona | 4 Januari 2022, 06:58 WIBSURABAYA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono mengungkap kronologi warga Surabaya terjangkit Covid-19 varian Omicron.
Pada 25 Desember 2021 saat pulang ke Surabaya, pasien mengalami gejala seperti nyeri tenggorokan dan pilek.
Diketahui, pasien tersebut sempat berada di Bali selama kurang lebih enam hari, sejak 20-25 Desember 2021. Pasien diketahui pergi ke Bali berdua bersama suaminya.
"Keduanya naik kendaraan sendiri," kata Erwin dilansir dari Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Di Bali, keduanya pergi ke beberapa tempat wisata.
Baca Juga: IDAI: Omicron Bisa Jadi Airborne, Menular Lewat Udara
Pada 28 Desember 2021, pasien menjalani pemeriksaan medis dan dinyatakan positif Covid-19.
Berdasarkan pemeriksaan lanjutan, kata Erwin, diketahui bahwa pasien itu terjangkit varian Omicron. Hasil pemeriksaan juga menyebutkan bahwa pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Pasien tersebut adalah pasien pertama penderita Covid-19 varian Omicron di Jawa Timur. Tim tracing Pemkot Surabaya melakukan penelusuran terhadap 15 orang dekat dari kerabat hingga tetangga.
Ternyata, ada cucu dari pasien yang sakit dan dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, cucunya tersebut tidak pernah berkontak erat dengan pasien.
"Hasil penelusuran, sang cucu tidak pernah berhubungan secara epidemologis dengan pasien," jelasnya.
Baca Juga: Luhut: Omicron Sudah Menyebar ke Mana-Mana, Tak Mungkin Tidak Ada di Tengah Publik
Kasus Omicron di Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, angka konfirmasi kasus Omicron di seluruh dunia naik dari 184.000 pada minggu lalu menjadi 408.000 kasus.
Keterangan itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sesuai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden Joko Widodo di Komplek Istana Kepresidenan, Senin (3/1/2022).
“Indonesia ada di posisi 40, jumlahnya per hari ini 152 ada tambahan 16 dibandingkan 2 hari yang lalu dan semuanya berasal dari pelaku perjalanan luar negeri,” katanya.
Terkait Covid-19 varian Omicron, Menkes Budi mengaku juga telah mengamati kenaikan kasus tersebut yang terjadi di India.
“India sekarang sudah lebih dari 1.700 kasus ada di India dan pesannya adalah ya kita tetap waspada. Indonesia Alhamdulillah relatif lebih rendah kalau kita lihat dari populasi dan juga luas geografisnya ini berhubung karantina kita sudah cukup ketat kita berhasil menahan masuknya Omicron kedalam,” ujarnya.
“Tapi dari 152 kita tahu 6 sudah merupakan transmisi lokal, ada yang datang sebagian besar di Jakarta, ada juga yang datang dari Medan dan juga dari Bali dan Surabaya. Jadi kita tetap harus selalu waspada,” ucap dia.
Baca Juga: 2 Warga Surabaya Kena Corona Omicron Usai Liburan di Bali, Ini Penjelasan Wali Kota
Menkes Budi lebih lanjut menambahkan, untuk kasus omicron secara klinis memang perlindungan antibodi yang berasal dari vaksin bisa dilalui.
Tetapi, lanjut Menkes Budi, perlindungan dari T-cellsnya masih bisa melindungi dengan cukup baik dari serangan Omicron.
“Itu yang menjelaskan kenapa hospitalization rate-nya yang masuk rumah sakit dan fatal lebih rendah,” katanya.
Berdasarkan 152 orang terdeteksi terkena Omicron, Menkes Budi menyampaikan lebih dari setengah jumlah tersebut adalah pasien tanpa gejala dan setengahnya sakit ringan.
“Artinya tidak membutuhkan oksigen, saturasi yang masih di atas 95% dan 23% nya atau 34 orang sudah sembuh dan sudah kembali ke rumah,” ujarnya.
“Jadi kita melihat bawa sampai sekarang tidak ada yang membutuhkan perawatan yang serius di Rumah Sakit, cukup dikasih obat dan vitamin, mereka sudah bisa kembali ke rumah,” ujar Menkes.
Baca Juga: Wagub DKI: 15 Orang di Jakarta Barat Terpapar Covid-19 Varian Omicron
Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/kompas.com