> >

Di Acara Haul Gus Dur, Gus Yahya Ungkap 3 Nilai Penting yang Selalu Diingat dari Sosok Gus Dur

Politik | 31 Desember 2021, 04:35 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengungkap tiga nilai penting yang selalu diingat dari sosok Gus Dur. (Sumber: NU Online)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Terpilih Yahya Cholil Staquf mengungkapkan terdapat tiga nilai penting yang diingatnya dari sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

Adapun tiga nilai penting tersebut, kata dia, pertama yakni nilai-nilai kemanusiaan universal.

"Kedua nilai kejujuran. Gus Dur senantiasa mengedepankan kejujuran dan saya ingat betul yang ditekankan kepada murid-murid beliau, jujur saja jangan takut apa pun, itu yang senantiasa beliau tekankan," kata Gus Yahya seperti yang dilaporkan Reporter Kompas TV Cindy Permadi, Kamis (30/12/2021). 

Sementara, nilai yang ketiga yakni dedikasi yang mutlak kepada perjuangan yang sungguh-sungguh diyakini sebagai perjuangan mulia Gus Dur.

Adapun hal tersebut disampaikan Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf di acara Haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Kamis malam.

Dia juga mengungkapkan selama menjabat sebagai Ketum PBNU, nilai-nilai tersebut akan dihidupkan kembali di organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. 

Baca Juga: Yenny Wahid Ungkap Alasan Usung Tema Bangkit Bersama dengan Bahagia di Haul ke-12 Gus Dur

Gus Yahya kemudian mengatakan bahwa cara berpikirnya dalam ber-NU adalah dengan ber-Gus Dur. 

Saat ini, dia mengaku tengah berupaya mengonsolidasikan NU sebagai organisasi yang dapat menghadirkan maslahat, seperti apa yang diperjuangkan Gus Dur semasa hidupnya. 

"Artinya menghadirkan maslahat-maslahat seperti yang dulu perjuangan Gus Dur," tegasnya. 

Lebih lanjut, Gus Yahya mengungkapkan tidak menginginkan adanya calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) dari struktur PBNU pada Pilpres 2024.

"Karena saya ingin mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar setelah apa yang kita alami pada momentum politik yang lalu yaitu adanya polarisasi," ungkapnya. 

"Kita harus mengingatkan untuk berhenti menjadikan identitas agama sebagai senjata politik karena itu berbahaya sekali," lanjutnya. 

Baca Juga: Haul Gus Dur ke-12, Erick Thohir: Beliau Teladan Saya dalam Membangun Kebijakan

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU