Kenaikan Harga Elpiji dan Penghapusan Premium Berbarengan, Politikus PKS: Pemerintah Ugal-ugalan
Politik | 30 Desember 2021, 14:36 WIBBaca Juga: Pertalite dan Premium akan Dihapus, Ini Perbandingan Harga BBM Pertamina dengan Shell
“Kalau memang harus ada penyesuaian harga energi, Pemerintah harus menghitung betul kesiapan dan kondisi ekonomi masyarakat serta dilakukan secara bertahap, terencana dan dengan prinsip kehati-hatian. Jangan ugal-ugalan seperti sekarang ini,” katanya.
Seperti diketahui, pada sabtu (25/12/2021), Pertamina secara resmi telah menaikkan harga elpiji nonsubsidi.
Kenaikan rentang harga LPG bervariasi antara Rp1.600 - Rp2.600 per kilogram.
Pertamina menyatakan, kenaikan itu lantaran harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang sudah naik terus-menerus sepanjang tahun ini.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengatakan, pada November 2021 harganya mencapai 847 dollar AS per metrik ton. Naik 58 persen sejak 2021 dan merupakan harga tertinggi sejak 2014.
"Penyesuaian harga elpiji nonsubsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu," kata Irto seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga: Premium dan Pertalite akan Dihapus, PKS: Pemerintah Jangan Berbisnis dengan Rakyat
Sementara itu, melansir situs resmi ESDM, penghapusan premium dan pertalite dilakukan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
BBM yang dinilai ramah lingkungan yakni memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) di atas 91. Premium memiliki RON 88, dan pertalite memiliki RON 90
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan dengan dihapuskannya BBM Pertalite dan Premium, maka hanya akan ada bensin dengan kadar oktan (Research Octane Number/RON) di atas 91 seperti Pertamax.
Baca Juga: Kapan Premium dan Pertalite Dihapus Masih Misteri, YLKI Beri Tanggapan
Soerjaningsih menjelaskan penggunaan BBM Pertamax menjadi pilihan karena dinilai lebih ramah lingkungan.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV