> >

Elektabilitas Ganjar, Anies dan RK Tak Jamin Jadi Presiden, Politikus PKB: Mereka akan Pensiun

Politik | 28 Desember 2021, 16:17 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disebut-sebut bakal kandidat capres. (Sumber: Instagram Ridwan Kamil)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid angkat bicara terkait nama-nama kepala daerah yang muncul dan digadang-gadang jadi kandidat kuat calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

Diketahui, sejumlah nama kepala daerah menorehkan elektabilitas cukup tinggi dalam beberapa survey yang dilakukan sejumlah lembaga. 

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Calon Anggota KPU dan Bawaslu RI Ikuti Tes Kesehatan di RSPAD

Salah satunya survey yang dilakukan oleh Politika Research and Consulting yang berkolaborasi dengan Parameter Politik Indonesia.

Dari survey itu, terdapat beberapa nama yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menorehkan elektabilitas 23,1 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 11,4 persen hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,1 persen.

Namun demikian, menurut Jazilul, momentum politik terhadap ketiga tokoh tersebut akan habis seiring masa kerjanya yang akan habis. 

 "Saya melihat momentum yang ada, tokoh-tokoh politik yang ada dalam survei itu belum sampai pada momentumnya,” kata Jazilul dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: Hasil Survei Capres 2024: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Puan dan Airlangga Ada di Papan Bawah

“Karena Pak Ganjar, Anies, RK (Ridwan Kamil-red) itu sebentar lagi pensiun (masa jabatannya), jadi momentum politiknya akan hilang seiring waktu.”

Jazilul pun menyoroti perolehan elektabilitas para kepala daerah tersebut yang tidak mencapai angka 30 persen.

Wakil Ketua MPR RI itu memandangnya sebagai pertanda bahwa elektabilitas yang diperoleh saat ini tidak menjamin mereka bisa menjadi presiden kelak.

"Saya sudah belajar ke semua lembaga survei, jika belum angkanya 30 persen, belum ada jaminan untuk menjadi presiden," ujar Jazilul.

Baca Juga: KSAD Jenderal Dudung Kunjungi Rumah dan Ziarah ke Makam Korban Tabrak Lari Nagreg

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan sejumlah nama kepala daerah masih mendominasi hasil survei capres 2024.

"Kalau melihat peta koalisi dan pencapresan masih sangat didominasi oleh kepala daerah, kemudian juga didominasi oleh elite-elite partai poltik," ucap Adi. 

Adi menambahkan kepala daerah tersebut memiliki tantangan besar ke depannya, apabila mereka sudah habis masa jabatan baik pada 2022 maupun 2023.

Apalagi, pilkada pada tahun 2022 dan 2023 ditiadakan dan dialihkan penyelenggaraannya secara serentak bersaman dengan Pemilu 2024. 

Baca Juga: Kecam Kebijakan Anies soal Revisi Kenaikan UMP, Kadin: Ada Kepentingan Politik Terkait Pilpres

"Misalnya dalam beberapa survei yang kita lakukan tantangan terbesar yang dimiliki kepala daerah itu ketika mereka sudah tidak lagi menjadi kepala daerah di 2022 dan di 2023," kata Adi.

Selama kekosongan masa jabatan itu, Adi mengatakan posisi kepala daerah akan digantikan dengan pelaksana tugas (plt) yang akan ditunjuk pemerintah pusat.

"Nah sebagai sebuah tambahan ketika ditanya oleh publik ini data yang sebenarnya kita miliki cuma tidak ditampilkan,” ujar Adi.

“Mereka cukup yakin, publik cukup yakin Plt kepala daerah ini akan maksimal dan bekerja secara total kalau sudah tanggung jawabnya itu diberikan kepada pemerintah pusat untuk menunjuk Plt.”

Baca Juga: Hasil Survei: Ini 3 Pasangan Capres-Cawapres Terkuat di Pilpres 2024

Sedangkan Direkrut Eksekutif Politika Research and Consulting Rio Prayogo mengatakan Ganjar Pranowo mendapatkan posisi teratas dalam hasil survei elektabilitas yang dirilis Politica Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI).

Dari partai PDIP, Ganjar mendapat dukungan hingga 51 persen. Angka itu diketahui mengungguli Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang mendapat 4 persen dukungan.

"Bagaimana Ganjar bisa mengamankan suara PDIP, misalnya dibanding Puan Maharani yang hanya 4 persen," ucap Rio.

"Ganjar mendapatkan di internal PDIP setidaknya, responden yang terafiliasi dengan arus yang sudah memilih PDIP di pemilu sebelumnya 51 persen memberikan suaranya kepada Ganjar."

Baca Juga: Youtube Para Capres, antara Godaan Pencitraan dan Kenyataan di Lapangan

Tak hanya PDIP, Gubernur Jawa Tengah itu juga banyak mendapat dukungan dari kader PKB, PSI, hingga Perindo.

Dari suara PKB di Pemilu sebelumnya pada 2019, 22 persen di antaranya diproyeksikan bakal memberikan suaranya kepada Ganjar.

Suara PKB kepada politikus PDIP itu bahkan lebih besar ketimbang Khofifah Indar Parawansa yang merupakan kader sekaligus Gubernur Jawa Timur.

"Memang, Ganjar ini bisa mengungguli Gubernur Jatim itu sendiri," kata Rio.

Baca Juga: Hasi Survei: Mayoritas Pemilih PDIP Ingin Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024

Sementara untuk kategori wilayah, Ganjar banyak mendapat dukungan dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, dan Jawwa Timur.

"Jateng, DIY itu adalah basis tradisional PDIP. Jokowi juga sangat kuat di situ. Kemudian Ganjar bisa memantapkan dirinya di sana, sampai ke-47 persen," kata Rio.

Diketahui, survei Politika Research & Consulting digelar pada 12 November - 4 Desember 2021 menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.600 responden.

Adapun Margin of Error (MoE) survei sebesar ± 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Kamrussamad Minta Sandiaga Uno Tidak Pura-pura Tak Pikirkan Jadi Capres

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU