> >

Menimbang Adu Strategi KH Said Aqil Siradj dan Gus Yahya di Muktamar NU ke-34 Lampung

Politik | 19 Desember 2021, 11:50 WIB

 

Said Aqil (kiri) tampak berjabat tangan dengan Gus Yahya dalam sebuah acara, keduanya jadi calon kuat ketua umum PBNU dalam Muktamar di Lampung. Bagaimana kans keduanya? (Sumber: Dokumentasi Resmi Situs NU/Suwitno)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Muhammad Hanifudin, Peneliti Politik Islam dari The Political Literacy menjelaskan soal adu taktik, strategi dan gagasan para calon ketua dalam Muktamar NU nanti yang digelar di Lampung 22-23 Desember 2021

Apalagi, kata dia, tampaknya calon ketua umum PBNU akan menguat jadi dua saja. Keduanya juga didukung oleh banyak ulama dan wilayah NU sebagai pemegang suara Muktamar NU. 

Dua kandidat itu adalah, KH Said Aqil Siradj yang merupakan petahana dan mencalonkan diri ketiga kalinya yang akan berhadapan dengan sahabatnya Yahya Cholil Staquf.

Kata Hanif, keduanya memiliki gagasan yang berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. Tentu saja, strategi keduanya juga berbeda.

“Sebagai petahana, Kiai Said detail memberikan target  capaian NU lima tahun ke depan. Semisal setiap PCNU memiliki perguruan tinggi dan rumah sakit,” tutur Hanif kepada KOMPAS TV via WA, Minggu (19/12).

Hanif melanjutkan, strategi Kiai Said dengan mengatakan soal capaian prestasi dia selama dua periode menjadi gagasan yang menarik minat Nahdliyin.

“Melanjutkan capaian NU dalam 10 tahun terakhir yang telah memiliki 43 perguruan tinggi dan 8 rumah sakit, itu kelebihannya (yang menarik Nahdlyin),” kata Hanif.  

Baca Juga: Pengamat Ungkap Politik Khittah NU di Balik Pencalonan Gus Yahya dan Said Aqil Siradj di Muktamar

Gagasan Gus Yahya dan Ide Transformasi Organisasi NU

Bagi Hanif, Gagasan Gus Yahya sebagai calon penantang petahana juga sangat menarik. Ia menilai transformasi organisasi yang progresif penting untuk kemajuan NU.

“Di sisi lain, Gus Yahya memiliki kelebihan dalam tataran ide kritis dan progresif untuk kemajuan NU. Tawarannya adalah transformasi konstruksi organisasi,” tambah Hanif.

Sebagai misal, kata Hanif, gagasan Gus Yahya soal ah menyinergikan struktural NU, mulai dari PCNU, PWNU, dan PBNU jadi gagasan dan kelebihan dia.

 Selama ini, kata Gus Yahya yang dikutip Hanif, masing-masing struktur masih belum maksimal bersinergi.

“Jika penguatan dan penataan kelembagaan ini berhasil dilakukan, maka NU akan semakin cepat gerak dan kemajuannya,” ujarnya menutup pendapatnya.

Baca Juga: Gagasan Gus Yahya di Muktamar ke-34: Konsolidasi Organisasi hingga Jadikan NU Juru Damai Global

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU