Ternyata Spinal Cord Injury Bisa Menyebabkan Kematian, Begini Penjelasan Dokter
Kesehatan | 17 Desember 2021, 13:25 WIBMenurutnya, pada fase akut Spinal Cord Injury yang mengalami cedera di ruas leher bagian atas dapat berpengaruh pada tensi darah dan nadi yang rendah.
"Sehingga itu mengganggu aliran darah ke seluruh sistem organ dan ini yang menyebabkan fatal," ujarnya.
Selain itu, mantan Direktur di RSUD Soebandi, Jember ini juga menyatakan bahwa Spinal Cord Injury total dapat fatal lantaran memengaruhi segala sistem tubuh, mulai sensorik, motorik, dan otonom.
"Sensorik itu bisa mati rasa, motorik adalah kemampuan gerak dari lengan sampai kaki, sedangkan otonom itu kemampuan buang air kecil dan besar yang terganggu," kata Dwikoryanto.
Sedangkan untuk seseorang yang terkena Spinal Cord Injury Parsial, lanjutnya, masih ada sisa dari syaraf sehingga belum mati rasa sepenuhnya bahkan motoriknya masih ada gerakan.
Terkait penyembuhan, Dwikoryanto menyebut bahwa setiap pasien tidak bisa disamakan.
Sebab setiap pasien memiliki penyakit dasar yang berbeda dan ketahanan kesehatan yang berbeda.
"Dan itu juga berpengaruh bagi proses penyembuhannya," imbuhnya.
Pencegahan Spinal Cord Injury
Menurut Dwikoryanto, Spinal Cord Injury merupakan kerusakan pada sumsum tulang belakang yang terjadi akibat trauma (misalnya kecelakaan lalu lintas), infeksi, pendarahan, stroke, atau tumor.
Adapun kasus yang dialami oleh Laura Anna merupakan terjadi akibat trauma dari kecelakaan lalu lintas karena terjadi gerakan luar biasa dari leher yang ekstrem dan mengakibatkan cedera.
Dwikoryanto menyebut ada pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dari gerakan luar biasa di leher saat berkendara, yaitu dengan memasang head rest atau bantalan khusus leher di jok mobil.
"Makanya di mobil penting sekali menggunakan head rest karena kalau mobil tiba-tiba maju atau berhenti ditabrak dari belakang ada gerakan leher yang bisa diminimalisir dan tertahan di bantalan. Tujuan utama bantalan adalah safety," kata Dwikoryanto.
Bahkan tak hanya trauma akibat kecelakaan lalu lintas, Dwikoryanto juga mengimbau untuk menghindari kebiasaan menggerakan leher secara berlebih.
Biasanya hal tersebut dilakukan seseorang guna menimbulkan bunyi dari leher atau saat melakukan pijat.
Melansir dari laman resmi rumah sakit Ortopedi Surakarta,
pencegahan juga dapat dilakukan dengan penggunaan sabuk pengaman (tidak hanya untuk pengemudi dan penumpang di sampingnya) dan tidak berkendara sambil bertelpon apalagi mengantuk.
Baca Juga: Laura Anna Meninggal, Akankah Gaga Muhammad Dihukum Lebih Berat? Ini Penjelasan Pakar Hukum
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV