Varian Omicron Masuk Indonesia, Epidemiolog: Bisa Memburuk Bila Masyarakat Abai Prokes
Peristiwa | 16 Desember 2021, 19:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan varian baru Covid-19, yakni Omicron telah terdeteksi untuk pertama kalinya di Indonesia, Rabu (15/12/2021) malam.
Menanggapi hal ini, Epidemiolog Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman meminta masyarakat untuk tidak perlu panik berlebihan, namun tetap waspada terkait varian baru tersebut.
"Tidak usah terkejut, tidak usah panik. tidak usah kita juga berlebihan menyikapi ini. Tapi yang perlu dilakukan adalah keseriusan merespons situasi Omicron ini," kata Dicky dikutip dari Antara, Kamis (16/12).
Lebih lanjut dia menyampaikan patuh dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas) dapat mencegah terjadinya penularan varian Omicron.
"Situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan prokes, sebab pandemi belum mencapai fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya masih rawan,” ujarnya.
Meskipun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh wilayah Indonesia saat Natal dan Tahun Bau (Nataru) dibatalkan, namun pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.
Dia juga menilai saat libur Nataru sebaiknya masyarakat tidak bepergian ke luar kota atau melakukan perjalanan ke luar negeri.
Sementara bagi masyarakat yang harus bepergian saat periode tersebut, Dicky meminta agar mereka harus sudah divaksinasi dosis penuh.
Baca Juga: Omicron Masuk Indonesia, Jokowi Minta Warga Tak Bepergian ke Luar Negeri
Sementara itu, menurut penjelasannya, varian Omicron dinilai lebih bersifat mengancam dari varian Delta.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara