> >

Indonesia jadi Pemenang Kompetisi Inovasi Atasi Sampah Plastik Se-ASEAN

Peristiwa | 16 Desember 2021, 19:04 WIB
Ilustrasi - Inovator asal Indonesia, Siklus, berhasil menjadi pemenang Final Pitching Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC) 2021. (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia memenangkan kompetisi Final Pitching Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC) 2021. Dalam hal ini adalah inovator asal Indonesia bernama Siklus  ini akan melanjutkan implementasi solusi yang mereka usung di Mandalika, Lombok, NTB.

EPPIC 2021 merupakan program United Nation Development Program (UNDP) Indonesia dan Filipina. Proyek ini diselenggarakan oleh Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad), Kementerian Luar Negeri Norwegia, serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Kompetisi terbaru di tingkat ASEAN ini yang mengajak semua inovator untuk berbagi ide cemerlang dalam menangani polusi plastik. Sebelumnya, EPPIC 2020 telah dilaksanakan di Vietnam dan Thailand, dan di tahun 2021 ini EPPIC dilaksanakan di Indonesia dan Filipina.

Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti mengharapkan, EPPIC dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, bahkan di ASEAN.

"Melalui EPPIC, para peserta dapat belajar dari inovator luar negeri. Begitu juga sebaliknya. Kami berharap inovator dapat membuat solusi yang dapat mengatasi sampah plastik di ASEAN," pungkasnya  dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).

Baca Juga: Indonesia Bersiap Kurangi Sampah Plastik di Laut hingga 70 Persen pada 2025

Adapun, setelah melalui inkubasi selama tiga bulan terpilihlah empat tim terbaik yang berhasil memenangkan pendanaan awal proyek sebesar 72.000 dolar AS dari 17 finalis yang berasal dari berbagai negara di ASEAN.

Mereka juga mendapatkan pendampingan selama sembilan bulan yang akan dilakukan oleh UNDP Innovation Hub, bekerjasama dengan para investor. Selain Siklus, Alterpack dari Singapura juga akan bergabung untuk mengimplementasikan solusi yang mereka usung di Mandalika.

Merespon temuan ini, Pemerintah Indonesia melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL) berkomitmen untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025.

Berdasarkan data dari Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 mencatat, sebanyak 0,26-0,59 juta ton sampah plastik mengalir ke laut.

EPPIC ini menjadi bagian dari aksi dan edukasi dalam pelaksanaan RAN PSL dan AIS Forum untuk mencapai target tersebut, dengan harapan dapat mendorong masyarakat dalam menciptakan beragam inovasi untuk mempercepat pengurangan sampah plastik di laut.

Resident Representative UNDP Indonesia Norimasa Shimomura berharap ke 17 inovator tersebut bisa mengubah tantangan tersebut menjadi peluang untuk menerapkan ekonomi sirkular dan pengembangan masyarakat.

"Semoga semua inovasi dari peserta mampu mendorong perubahan positif dan melibatkan masyarakat sekitar untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik di laut," ujar Norimasa.

Adapun TrashCash dan PureOcean dari Filipina berhasil keluar sebagai pemenang EPPIC Fase II dan akan mengimplementasikan inovasinya di Pulau Samal, Filipina.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU