Jokowi Akan Tanam 12 Juta Bibit Mangrove di Presidensi G20, Lahan Hanya Mampu untuk 10 Juta
Wawancara | 13 Desember 2021, 15:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta penanaman sebanyak 12 juta bibit mangrove menjadi bagian dari rangkaian event Presidensi G20 di Bali. Namun Pemprov Bali hanya mampu menyiapkan lahan untuk penanaman 10 juta bibit mangrove.
Penjelasan itu disampaikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster dalam diskusi dengan judul "Menjaga Wajah Bangsa" di Gelaran G20, yang disiarkan langsung melalu channell YouTube Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Senin (13/12/2021).
Dia menjelaskan, lokasi penyemaian mangrove sudah diputuskan, dan Jokowi telah dua kali meninjau, yakni di tempat seluas 1.200 hektare milik Pemprov Bali.
Baca Juga: Sri Mulyani Ingin Hasil Nyata Selama RI Pegang Presidensi G20, Ini Daftarnya
“Di sana dibuatkan satu zona penyemaian mangrove yang kapastiasnya diminta oleh presiden sebanyak 12 juta bibit, tapi yang bisa dipenuhi hanya sekitar 10 juta bibit,” katanya menjelaskan.
Selain lokasi penyemaian mangrove, menurut Koster, Jokowi meminta penataan jalur dari Bandara Ngurah Rai menuju Nusadua dan venue pelaksanaan event.
“Semua lintasan yang dilewati harus ditata dengan baik, pertama harus hijau dan indah,” kata Koster.
"Kemudian pedestriannya ditata serapi mungkin. Saat ini sedang dibuat desainnya oleh arsitek dari Udayana dan disetujui oleh Menteri PU dan Menteri Lingkungan Hidup untuk desainnya."
Dia juga menjelaskan bahwa desain sedang disiapkan, dan pada akhir Desember sudah selesai.
“Akan mulai dikerjakan rencananya bulan Janurai, untuk infrastruktur leadingnya adalah Kementerian PU, untuk mangrove leadingnya adalah Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tuturnya.
Koster juga menyebut bahwa pada pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 9-10 Desember lalu, jumlah peserta menurun dari 18 negara menjadi 10 negara, dan jumlah orang dari semula 140 jadi 80 orang.
“Saya mendapat cerita dari Gubernur BI, peminatnya naik banyak. Tapi berkembang varian baru Omicron, sehingga sejumlah negara tidak mengizinkan warganya ke luar negeri.”
Faktor penghambat lainnya, lanjut Koster adalah penerbangan langsung ke Bali, sehingga ada delegasi yang harus menggunakan pesawat khusus.
Meski demikian, saat pertemuan berlangsung di Bali, keamanan terjaga dengan sangat baik.
“Pangdam dan Kapolda bersinergsi dalam menyelenggarakan keamanan.”
Baca Juga: Jelang G20 Presiden Tinjau Hutan Mangrove
Fasilitas rapat pun disebutnya sangat baik. Bahkan dia membandingkan dengan fasilitasi yang ada pada pelaksanaan G20 di Italia beberapa waktu lalu.
“Kalau saya lihat pertemuan G20 di Itali, suasana persidangannya yang dipakai di sini saya kira suasananya lebih baik yang di sini.”
“Aksesoris dengan ciri kearifan lokal Bali sangat bagus. Itulah yang membedakan dengan suasana di negara lain,” ucapnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV