Ahli Jelaskan Sebab Terjadinya Guguran Awan Panas Gunung Semeru
Peristiwa | 8 Desember 2021, 19:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli Vulkanologi I Gusti Bagus Eddy Sucipta memaparkan penyebab terjadinya peristiwa guguran awan panas dari Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 kemarin.
Bagus yang juga Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, menyebut hal tersebut terjadi karena faktor eksternal seperti curah hujan tinggi yang bisa menyebabkan ketidakstabilan pada endapan lava.
Hal itu pula, kata dia, yang menjadi pemicu runtuhnya kubah lava Gunung Semeru, sehingga menyebabkan terjadinya awan panas guguran (APG).
"Kemungkinan curah hujan tinggi kemudian ada lahar dingin, itu yang menggerus endapan-endapan hasil trombolian, lalu meruntuhkan kubah lava serta endapan material yang masih ada panasnya di bagian bawahnya, itu yang membuat awan panas guguran," kata Bagus dalam program Kompas Petang, KOMPAS TV, Rabu (8/12/2021).
"Curah hujan tinggi ini yang membuat tidak setabilan dari endapan-endapan hasil gunungapi sebelumya," lanjutnya.
Bagus mengungkapkan hal tersebut dilihat dari data pengamatan peralatan yakni rekaman seismogram dari dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Baca Juga: Tempat Pengungsian Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Menteri PPPA: Ramah Anak dan Perempuan
"Kebetulan saya sempat meng-capture seismogram yang di-online kan oleh aplikasi magma dari PVMBG itu memang tidak terlihat tanda letusan, namun lebih adanya gerakan permukaan lahar hujan atau awan panas guguran," jelasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa, di mana memiliki tinggi 36.076 meter di atas permukaan laut.
Pada Sabtu, 4 desember 2021 kemarin, Gunung Semeru mengalami guguran kubah lava yang menghasilkan awan panas guguran.
Awan panas guguran ini, kemudian menutupi 5.200 rumah warga. Sebagian rumah rusak dan tertimbun material guguran awan panas Gunung semeru.
Bahkan tebalnya abu guguran kubah lava Semeru ada yang mencapai hingga 4 meter.
Adapun sejauh ini, peristiwa tersebut mengakibatkan 34 orang meninggal dunia, 120 orang terluka, serta 4.250 jiwa mengungsi.
Baca Juga: Kesaksian Relawan yang Selamat dari Guguran Awan Panas Semeru, Dua Temannya Meninggal
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV