> >

Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru Minta Direlokasi ke Tempat Aman: Tolong Pak Jokowi

Peristiwa | 8 Desember 2021, 12:22 WIB
Sri Wati, salah satu warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Sumber: Kompas TV)

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Sri Wati, salah satu warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengaku tidak berani kembali ke rumah.

Salah satunya penyebabnya lantaran rumah Sriwati berada di kawasan rawan bencana (KRB) aliran lahar Gunung Semeru.

Ia mengaku tidak berani jika harus kembali menempati rumah tersebut. Sriwati meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk bisa direlokasi dan diberi rumah layak di tempat yang lebih aman.

"Gak berani, mau minta tolong kepada Pak Jokowi Bapak Presiden dikasih tempat yang layak. Itu saja. Ini saja mau naruh barang pun endak berani rumahnya rusak semua," kata Sri Wati seperti dikutip dari siaran Breaking News KompasTV, Rabu (8/12/2021).

Sebelumnya diberitakan, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyebut sebanyak 2970 rumah warga dan 13 fasilitas umum rusak akibat bencana erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Jembatan Geladak Perak Ambruk Akibat Erupsi Semeru, Pemkab Lumajang akan Bangun Jalan Alternatif

Warga yang berada di daerah rawan, diharapkan meninggalkan tempat tinggal lamanya, dan berseda direlokasi ke pemukiman baru.

“Relokasi adalah pilihan yang terbaik bagi kami untuk betul-betul  masyarakat bisa selamat,” kata Thoriqul Haq saat menjadi narasumber Breaking News Kompas TV, Selasa (7/12).   

Dia menjelaskan, ada beberapa dusun yang menjadi prioritas untuk direlokasi yaitu Kampung Renteng dan Dusun Kamar Kajang di Desa Sumber Wulu. Selain itu juga di desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Relokasi diperlukan karena rumah-rumah daerah itu sudah sudah rusak karena tertimbun material guguran awan panas.

Menurut Thoriq, hampir mustahil untuk kembali tinggal di daerah-daerah tersebut. Pembersihan rumah-rumah pun sulit sebab material guguran awan panas yang menimbun rumah mencapai ketinggian 15 hingga 20 meter.

Thoriq menjelaskan rencana relokasi. Misalnya untuk warga Kampung Renteng dan Kamar Kajang, Pemda Lumajang mengusulkan relokasi ke salah satu bidang lahan milik PT Perhutani.

“Kita usulkan salah satu lahan perhutanil untuk bisa dijadikan  tempat relokasi masyarakat yang tidak memungkinkan untuk kembali membangun rumahnya,”  ujarnya.

 “Kami kalau melakukan pembersihan timbunan awan panas, ketinggiannya bisa antara 15 sampai 20 meter, tentu kita tidak akan mengambil pilihan bersiko,” paparnya.

Baca Juga: Sejumlah BTS Operator Seluler yang Terdampak Erupsi Gunung Semeru Mulai Beroperasi

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU