Operasi Pencarian Korban Hilang akibat Erupsi Gunung Semeru Ditargetkan 1 Minggu
Peristiwa | 7 Desember 2021, 22:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) di bawah koordinasi Basarnas menargetkan waktu pencarian korban erupsi Gunung Semeru yang masih dinyatakan hilang selama satu minggu.
Pernyataan ini disampaikan Danrem 083/Baladhika Jaya yang juga Komandan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru Irwan Subekti dalam konferensi pers pada hari ini, Selasa (7/12/2021).
Hingga hari ke-4 pascaerupsi Gunung Semeru, dia menuturkan, tim SAR gabungan masih melakukan operasi pencarian warga hilang. Irwan juga menyampaikan, korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 22 orang.
Menurut penjelasannya, waktu pencarian dilakukan pada pagi hingga sore hari, dengan memperhatikan situasi cuaca di Kabupaten Lumajang.
Mengingat, tim gabungan, kata Irwan, sangat memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan dalam operasi pencarian.
“Pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” kata Irwan dalam keterangan tertulis, Selasa.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
Baca Juga: Hampir 3000 Rumah Warga Rusak Akibat Erupsi Semeru, Bupati Lumajang Rencanakan Relokasi Pemukiman
Pencarian, kata Irwan, akan mengoptimalkan kemampuan para personel di lapangan, yang juga dibantu dengan alat berat.
Di sisi lain, dia mengatakan, situasi di lereng Semeru masih ada peningkatan tanda-tanda letusan yang perlu kewaspadaan tinggi.
Ia pun selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik dan kondisi hujan di puncak Gunung Semeru.
"Tingkatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin," jelasnya.
Selain operasi pencarian korban yang hilang, Irwan menyebut, posko juga memprioritaskan pada penanganan warga yang mengungsi.
Terkait dengan penambang pasir yang hilang, pihaknya akan memastikan identitas korban yang saat ini masih dalam proses identifikasi.
Irwan juga menyebutkan bahwa warga yang mengungsi berjumlah 4.250 jiwa, yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan 1 titik di masing-masing Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Kepada Jokowi, Pengungsi Cerita Detik-detik Gunung Semeru Erupsi: Tak Sampai 1 Menit, Langsung Gelap
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV