Gunung Semeru Erupsi Berstatus Waspada, BNPB Imbau Masyarakat Lakukan Hal Ini
Peristiwa | 4 Desember 2021, 20:27 WIBJAKARTA, KOMPAS. TV – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, saat ini Gunung Semeru berada pada status level 2 atau waspada setelah peristiwa erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Dengan status tersebut, BNPB merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Semeru selalu waspada serta menjalankan sejumlah imbauan.
Masyarakat, pengunjung atau wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan.
Baca Juga: BNPB: Antisipasi Bencana Semeru Lebih Siap karena Erupsi Pernah Terjadi Januari Lalu
Masyarakat juga diingatkan untuk selalu mewaspadai guguran awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
“Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” kata Plt Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari.
BNPB juga menyarankan masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan.
“Sebab saat ini suhunya masih tinggi” tukas Abdul.
Baca Juga: Detik-Detik Menegangkan Gunung Semeru Meletus, Suara Gemuruh hingga Gelap Gulita
Selain itu, sambung Abdul Muhari, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
Warga juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dalam penanganan darurat erupsi.
Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru: 3 Warga Hilang, Jembatan Lintas Malang-Lumajang Putus
Adapun berdasarkan laporan yang diterima BNPB mengenai kronologi aktivitas awan panas, diketahui pada pukul 14.47 WIB, seismograf pemantau PVMBG mulai mendeteksi adanya getaran, meskipun pada saat itu belum ada guguran awan panas.
Pada pukul 14.50 WIB, masyarakat dan penambang di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Candipuro maupun Pronojiwo sudah diminta mengungsi dan tidak lagi beraktivitas di dekat sungai
Pada pukul 15.10 WIB, pos pengamatan Gunung Semeru sudah mengamati adanya guguran awan panas yang meluncur. Namun, masyarakat sudah diungsikan.
Pada pukul 15.30 WIB, tim evakuasi BPBD Kabupaten Lumajang sudah datang ke lokasi di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo untuk membantu evakuasi
“Nah, evakuasi ini sudah berjalan menggunakan alat transportasi yang ada, mobil BPBD dan mobil masyarakat, termasuk mobil relawan. Cukup banyak mobil relawan yang sudah turun ke lapangan. Semuanya sedang membantu proses evakuasi masyarakat yang saat ini masih berlangsung,” paparnya.
BNPB mencatat, pada pukul 16.40 WIB, getaran yang dideteksi seismograf sudah berkurang. “Ini artinya bisa kita artikan, aktivitas gunung pun sudah mulai berkurang,” papar Abdul Muhari.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV