Pertimbangkan Vaksin Booster Cegah Omicron, Satgas Covid-19: Pastikan Dua Dosis Vaksin Terpenuhi
Update corona | 1 Desember 2021, 09:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV -Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan vaksinasi dosis ketiga untuk menangkal varian Omicron masih dipertimbangkan.
Menurutnya, saat ini yang menjadi hal utama adalah masyarakat harus melengkapi vaksinasi dosis pertama dan kedua.
"Pastikan dulu dosis satu dan dua sudah terpenuhi," kata Prof. Wiku seperti dilansir Antara, Selasa (30/11/2021).
Sementara itu, Wiku menerangkan bahwa hingga saat ini pemerintah masih mempertimbangkan soal suntikan ketiga atau vaksin booster untuk masyarakat.
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan ialah menurunnya tingkat imunitas juga efikasi dari vaksin tersebut.
Namun demikian, suntikan ketiga vaksin Covid-19, kata Wiku akan diberikan kepada masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi dosis lengkap.
Baca Juga: Ini Syarat Dapatkan Vaksin Booster yang Bisa Cegah Varian Omicron
"Dosis satu dan dua, (vaksinasi) lengkap harus dilakukan. Setelah itu diukur, jika tingkat imunitasnya masih ada, maka tidak perlu dosis ketiga. Tapi kalau imunitasnya sudah menurun, baru kita ke dosis tiga," jelas Wiku.
Lebih lanjut, Wiku menegaskan bahwa vaksinasi bukan satu-satunya solusi pencegahan penularan virus corona baru di Indonesia.
Melainkan pencegahan, kata Wiku salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
"Saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa cara mencegah (penularan) secara kolektif supaya tidak tertular oleh Covid-19 itu ada tiga; yaitu protokol kesehatan yang ketat dan dispilin; 3T yang meliputi testing, tracing, dan treatment; dan juga vaksinasi," papar Wiku.
"Vaksinasi bukan satu-satunya (upaya), dan kita harus pastikan vaksinasi dilakukan dengan baik dan benar," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, booster vaksin Covid-19 tidak akan dilaksanakan cepat-cepat.
Nadia mengatakan, saat ini, pemerintah masih fokus mengejar target vaksinasi dosis pertama dan kedua hingga akhir tahun. Bahkan pihaknya masih menunggu rekomendasi para ahli soal pemberian vaksin booster.
"Soal booster tidak dilaksanakan cepat-cepat lantaran secara teknis masih harus dibahas lebih lanjut dan menunggu masukan dari para ahli," kata Nadia dalam acara jumpa pers virtual, Selasa (16/11/2021).
Hingga kini, kata Nadia, pihaknya masih memastikan soal waktu efektif pemberian booster vaksin Covid-19. Sebab, belum ada keputusan pasti soal waktu menurunnya efikasi dari sebuah vaksin.
"Salah satunya menyoal waktu efektif pemberian booster, apakah 3 atau 6 bulan setelah pemberian," jelas Nadia.
Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin Booster Lawan Varian Omicron
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Antara