> >

Riset: Masyarakat yang Belum Vaksin Cenderung Abai Terhadap Perilaku Pencegahan Covid-19

Kesehatan | 16 November 2021, 10:24 WIB
Ilustrasi: Masyarakat yang mengenakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19. (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil riset mengatakan bahwa masyarakat yang belum melakukan vaksinasi memiliki indeks pencegahan Covid-19 yang rendah. Hasil tersebut dirilis oleh tim Health Collaborative Center (HCC) bersamaan dengan memperingati Hari Kesehatan Nasional 2021, Senin (15/11/2021).

HCC dalam penelitiannya berupaya mengidentifikasi skor Covid-19 Prevention Behavior Index atau CPBI di Indonesia. Penulis utama riset sekaligus pendiri HCC, Dr dr Ray Wagiu Baswori, MKK mengatakan, secara khusus penelitian ini menggambarkan kondisi makro terkait pencegahan Covid-19 di masyarakat.

Riset ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yakni studi literatur dan kuesioner online. Adapun penelitian dimulai sejak bulan Agustus hingga Oktober 2021 dengan melibatkan 1880 orang dewasa dari 24 provinsi.  Menurutnya, sekitar periode tersebut adalah kondisi di mana gelombang kedua Covid-19 di Indonesia masih berlangsung, sehingga dapat menggambarkan secara jelas kondisi yang ada.

"Jadi patokan dari skor CPBI ini adalah, semakin tinggi skor CPBI menunjukkan bahwa mereka lebih banyak dan lebih baik melakukan tindakan pencegahan terhadap COVID-19," papar Founder dan Chairman Health Collaborative Center, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK pada konferensi pers, Senin (15/11/2021).

Baca Juga: Chord Lagu Pencegahan Covid-19 PADI Reborn dan Project Pop

Lebih lanjut, Ray Wagiu menjelaskan bahwa secara demografi, diketahui bahwa 65% responden sudah di vaksin, 21% responden sudah pernah terinfeksi Covid-19.

Lalu sekitar 30% responden diketahui memiliki anggota keluarga yang sudah pernah Covid-19. Dan 45% responden diketahui pernah kontak erat dengan penderita Covid-19.

Hasil dari penelitian tersebut mengatakan jika responden yang belum divaksin yaitu 35 persen, skor CPBI nya lebih rendah dibanding orang yang sudah divaksin.

Ini artinya, orang yang belum dan tidak mau divaksin memiliki tingkat yang rendah dalam mematuhi protokol kesehatan. 

"Responden yang belum atau tidak mau,skor CBPI sangat rendah. Ini berarti prilaku pencegahan Covid-19 cukup jelek. Tentu saja mengkhawatirkan dan mengejutkan. Tindakan mereka yang dapat skor CPBI justru tidak sesuai prokes," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ray mengungkapkan, para peneliti khawatir bahwa meskipun mayoritas orang di Indonesia sudah divaksinasi Covid-19, masih banyak dari masyarakat yang secara sadar tidak mau divaksin atau tidak taat protokol kesehatan.

Akibatnya, mereka bisa menjadi agen penular atau pembawa virus kepada orang di sekitarnya.

"Potensi communal influence yang sangat tinggi dari mereka yang CPBI rendah rata-rata enggak mau divaksin dan tidak taat prokes. Nah ini bisa menjadi potensi kegagalan program pengendalian Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Kampanyekan Pencegahan Covid-19, Ini Langkah-Langkahnya

Menurut Ray, banyak responden yang enggan divaksinasi Covid-19 lantaran belum percaya dengan khasiat vaksin, serta mereka percaya bahwa orang masih bisa terinfeksi virus corona meski sudah divaksinasi.

Dia menyebut, ada beberapa rekomendasi utama dari HCC yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencegahan Covid-19 di masyarakat, di antaranya:

  1. Memaksimalkan cakupan vaksin dosis lengkap (2 kali suntikan).
  2. Mengedukasi semua pihak yang belum divaksin dan tidak siap divaksin dengan berbagai pendekatan.
  3. Mengapresiasi pemerintah terkait kebijakan vaksin untuk akses ruang publik dapat dioptimalkan dengan lebih intensif.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU