Waspada Gelombang Ketiga Covid-19, Epidemiolog: Setelah Eropa Biasanya Indonesia
Kesehatan | 14 November 2021, 23:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia diminta untuk berjaga-jaga dalam menghadapi potensi ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19, selayaknya yang ditunjukkan oleh beberapa negara Eropa.
Meski tingkat vaksinasi di Tanah Air sudah tergolong tinggi, upaya pencegahan gelombang ketiga Covid-19 tetap harus dipersiapkan sedini mungkin.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyampaikan, setiap lonjakan kasus Covid-19 di Eropa hari ini ternyata akan berdampak terhadap Indonesia pada dua hingga tiga bulan ke depan.
"Ini pesan serius. Ketika satu negara memiliki (tingkat) vaksinasi tinggi, tidak serta-merta dapat menghilangkan adanya ledakan baru (gelombang ketiga Covid-19)," kata Dicky dalam keterangannya, Minggu (14/11/2021).
Baca Juga: IDI: Risiko Covid-19 Gelombang Ketiga Bisa Diminimalisir, Jika...
Dicky menyebutkan, hingga saat ini, cakupan vaksinasi Covid-19 di Eropa sudah mencapai angka 60 persen.
Namun, beberapa negara seperti Jerman dan Belanda kini tengah dilanda kenaikan kasus Covid-19 yang berujung penerapan lockdown atau karantina wilayah.
Padahal, tingkat vaksinasi di kedua negara itu terhitung tinggi, dan sebanyak 10 hingga 25 persen kasus Covid-19 saat ini berasal dari warganya yang sudah divaksin.
"(Berarti) adanya penurunan proteksi diri bagi mereka yang sudah divaksin, memiliki peran dalam ledakan kasus. Bukan hanya kelompok yang belum divaksin," terang Dicky.
Baca Juga: Covid-19 Meninggi, Belanda Berlakukan Lockdown Parsial selama Tiga Pekan
Oleh sebab itu, Dicky mengimbau kepada pemerintah Indonesia agar senantiasa waspada terhadap setiap kedatangan dari luar negeri.
Selain itu, untuk perjalanan dalam negeri, pemerintah juga diharapkan dapat terus memperketat penerapan aturan 5M dan 3T demi mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19.
5M itu meliputi mencuci tangan, memakasi masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Sedangkan 3T adalah upaya testing, tracing, dan tracking.
"Ini pembelajaran dari Eropa, tiga sampai empat bulan (ke depan) kita harus siap (terhadap potensi gelombang ketiga Covid-19)," ujar Dicky.
"Dari sekarang kita harus mencoba untuk menghindarinya dengan percepatan vaksinasi dan penerapan 5M secara tepat," pungkasnya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV