> >

Waspada Gelombang Ketiga Covid-19, Epidemiolog: Setelah Eropa Biasanya Indonesia

Kesehatan | 14 November 2021, 23:11 WIB
Ilustrasi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Eropa. Suasana jam malam di Paris, Prancis ketika tengah menghadapi gelombang ketiga Covid-19. (Sumber: AP Photo/Michel Euler)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia diminta untuk berjaga-jaga dalam menghadapi potensi ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19, selayaknya yang ditunjukkan oleh beberapa negara Eropa.

Meski tingkat vaksinasi di Tanah Air sudah tergolong tinggi, upaya pencegahan gelombang ketiga Covid-19 tetap harus dipersiapkan sedini mungkin.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyampaikan, setiap lonjakan kasus Covid-19 di Eropa hari ini ternyata akan berdampak terhadap Indonesia pada dua hingga tiga bulan ke depan.

"Ini pesan serius. Ketika satu negara memiliki (tingkat) vaksinasi tinggi, tidak serta-merta dapat menghilangkan adanya ledakan baru (gelombang ketiga Covid-19)," kata Dicky dalam keterangannya, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga: IDI: Risiko Covid-19 Gelombang Ketiga Bisa Diminimalisir, Jika...

Dicky menyebutkan, hingga saat ini, cakupan vaksinasi Covid-19 di Eropa sudah mencapai angka 60 persen.

Namun, beberapa negara seperti Jerman dan Belanda kini tengah dilanda kenaikan kasus Covid-19 yang berujung penerapan lockdown atau karantina wilayah.

Padahal, tingkat vaksinasi di kedua negara itu terhitung tinggi, dan sebanyak 10 hingga 25 persen kasus Covid-19 saat ini berasal dari warganya yang sudah divaksin.

"(Berarti) adanya penurunan proteksi diri bagi mereka yang sudah divaksin, memiliki peran dalam ledakan kasus. Bukan hanya kelompok yang belum divaksin," terang Dicky.

Baca Juga: Covid-19 Meninggi, Belanda Berlakukan Lockdown Parsial selama Tiga Pekan

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU