Sindir Nurdin Halid, PDIP: Kepemimpinan Itu Lahir dari Kaderisasi, Bukan Membajak Kader Partai Lain
Politik | 12 November 2021, 23:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan bahwa kepemimpinan itu lahir dari proses kaderisasi secara sistemik, bukan dengan membajak kader partai lain.
Demikian Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto merespons tawaran elite Partai Golkar Nurdin Halid terhadap kader PDIP Ganjar Pranowo untuk maju Pilpres 2024.
“Kepemimpinan itu lahir dari proses kaderisasi secara sistemik, bukan dengan membajak kader partai lain sebagai jalan pragmatis kekuasaan,” tegas Hasto kepada KOMPAS TV, Jumat (12/11/2021).
Hasto menduga bahwa Nurdin Halid putus asa menghadapi pemilu presiden 2024.
Sebab, dalam pertarungan menghadapi Pilpres 2024, partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto itu justru berniat membajak kader PDIP.
Baca Juga: PDIP Menduga Tawaran Nurdin Halid untuk Ganjar Pranowo Gambaran Keputusasaan Golkar di Pilpres 2024
“Apa yang ditawarkan oleh salah satu elite Golkar tersebut, yakni Bung Nurdin Halid, barang kali menggambarkan keputusasaan setelah berulang kali membujuk Ganjar Pranowo, namun Bung Ganjar tidak tertarik,” ujar Hasto Kristiyanto.
“Dan setiap kali ditanya terkait persoalan capres-cawapres, Bung Ganjar lebih memilih kerja untuk rakyat menangani pandemi.”
Hasto lebih lanjut menambahkan, Ganjar Pranowo yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) adalah kader yang lahir dari proses kaderisasi partai.
Selain itu, lanjut Hasto, Ganjar Pranowo dalam rekam jejaknya juga terlibat langsung dalam kegiatan Badiklat Partai. Sehingga, Hasto meyakini bahwa Ganjar akan taat pada AD/ART partai.
“Bung Ganjar Pranowo sebagai kader partai yang lahir dari proses kaderisasi partai dan terlibat langsung dalam kegiatan Badiklat Partai sejak tahun 2000 sangat memahami bahwa berpartai itu taat pada AD ART partai,” kata Hasto.
Baca Juga: Pernyataan Nurdin Halid Buka Peluang Usung Ganjar Pranowo Dianggap Rugikan Partai Golkar
“Kedisiplinan sebagai kader partai itulah yang dimiliki oleh Bung Ganjar,” tambah Hasto.
Selain itu, Hasto menuturkan, Ganjar juga memiliki kesadaran historis tentang pentingnya kerja kolektif.
Hal itu dirasakan oleh Ganjar ketika dirinya dicalonkan sebagai Gubernur Jateng yang saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent atau petahana.
“Sebab Bung Ganjar tahu betul ketika dicalonkan sebagai gubernur saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent. Hanya karena melalui kerja kolektif, gotong royong, yang menyatu dengan rakyat, Bung Ganjar bisa diperjuangkan sebagai gubernur,” ucap Hasto.
“Kesadaran terhadap aspek historis ini menjadikan Pak Ganjar memahami bahwa urusan capres-cawapres, Kongres Partai telah menyerahkan kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.”
Baca Juga: Buka Peluang Usung Ganjar Pranowo di Pilpres, Golkar Tak Pede Calonkan Airlangga Hartarto
Hasto pun tampak santai ketika ditanya apakah PDIP tidak khawatir Ganjar Pranowo akan dibajak partai lain. Mengingat dalam sejumlah hasil temuan lembaga survei, Ganjar Pranowo berada dalam tiga besar peluang menang di Pilpres 2024.
“Setiap anggota dan kader partai itu selalu dihadapkan pada ujian, termasuk godaan kekuasaan. Di situlah mentalitas kader, kedisiplinan, loyalitas, dan dedikasi setiap kader akan diuji,” kata Hasto.
“Hasil ujian itulah yang akan menentukan tentang karakter kepemimpinan seseorang, apakah akan hadir sebagai kader yang setia pada garis kebijakan partai atau tergoda pada bujukan kekuasaan.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV