Kepada Jokowi, PM Malaysia Minta Ikut Bangun Ibu Kota Baru di Kalimantan
Berita utama | 11 November 2021, 12:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Ismail Sabri Yaakob memohon kepada Presiden Joko Widodo agar investor-investor dari negaranya dilibatkan dalam pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.
Keterangan itu disampaikan dalam pertemuan kenegaraan di Istana Bogor, Rabu (10/11/2021).
“Saya memohon kepada Bapak Presiden, oleh karena Bapak Presiden dan pemerintah Indonesia sedang membangunkan di Kalimantan yang memang bersepadan dengan Malaysia, yaitu Sabah dan Serawak,” katanya.
“Saya memohon supaya wisawan-wisawan Malaysia ataupun business perniagaan, ahli perniagaan Malaysia boleh terlibat sama di dalam pembangunan di Kalimantan,” ucap PM Malaysia.
Apalagi, katanya, Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara yang memiliki banyak persamaan dalam berbagai hal.
Baca Juga: Jokowi Bangga di Masa Pandemi Covid-19 Industri Film Indonesia Meraih Banyak Prestasi
“Sebagai sahabat serumpun, Malaysia dan Indonesia berkongsi banyak persamaan dalam pelbagai perkara termasuk adat, tradisi, dan warisan kehidupan,” ujarnya.
“Pada tahun 2020, kedua-dua negara telah membuat penjenamaan penyenaraian bersama bagi pantun secara multinasional nomination ke UNESCO.”
Dalam kesempatan tersebut, PM Malaysia juga mengatakan dirinya akan memberi jaminan kepada Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia.
Salah satunya dengan menyediakan layanan aduan bagi TKI di Malaysia yang menghadapi kendala dalam hal gaji atau sikap dari majikannya.
“Yaitu jika ada isu yang berkaitan dengan kelewatan membayar gaji ataupun segala isu yang berkaitan dengan pekerja-pekerja yang tidak berpuas hati dengan layanan yang diberikan oleh majikan mereka ataupun employer mereka, mereka boleh terus membuat aduan direct kepada Kementerian Sumber Manusia Malaysia,” kata PM Malaysia.
Baca Juga: Ingatkan Para Menteri Jokowi agar Tak Sibuk Urus Pencapresan, Pengamat: PDI-P Waswas
“Ini untuk memberikan perlindungan kepada pekerja-pekerja yang mungkin teraniaya dengan soal gaji dan lain-lain perkara yang selama ini tidak dapat mereka membuat aduan kepada sesiapa.”
Sebelumnya dalam pertemuan dengan PM Malaysia, Presiden Jokowi mendorong MoU (Memorandum of Understanding) perlindungan tenaga kerja domestik Indonesia dapat segera diselesaikan.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV