Lengkapi Perayaan Hari Raya Galungan, 6 Kuliner Khas Bali Ini Mesti Ada
Budaya | 10 November 2021, 05:35 WIBBahkan di Buleleng, saat Galungan ada dodol yang sangat dikenal yaitu dodol penglatan yang memiliki warna dan rasa bervariasi.
Selain itu, menjelang Galungan di wilayah Tejakula, Buleleng, di sepanjang jalur Singaraja-Karangasem akan ditemui banyak penjual dodol.
Baca Juga: Satgas Covid Minta Kepala Desa Adat dan Pecalang Pantau Penerapan Prokes saat Galungan
4. Daging Babi
Sebelum Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali, ada tradisi penyembelihan babi yang dilakukan secara massal.
Setelah itu, daging babi yang telah disembelih kemudian diolah menjadi berbagai makanan khas Bali.
Biasanya daging babi ini diolah menjadi beragam masakan. Mulai dari lawar, balung, urutan (sosis daging babi) dan beragam sajian lainnya.
5. Tape Ketan
Dalam setiap merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali, juga selalu tersedia tape ketan yang terbuat dari injin atau beras hitam.
Tape ketan ini digunakan sebagai makanan pelengkap untuk Galungan.
Biasanya masyarakat Bali menyiapkan diri untuk membuat tape ketan tiga hari sebelum perayaan Galungan.
Pada saat itu, umat Hindu di Bali biasanya melakukan penyekaman atau fermentasi dalam pembuatan tape.
Selain itu, tape ketan juga biasanya digunakan sebagai sesajen yang diletakkan pada sodan atau punjungan.
Baca Juga: Dinkes Bali Waspadai Acara Mebat saat Galungan, Imbau Warga Taat Protokol Kesehatan
6. Buah
Dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali, buah-buahan menjadi sajian yang tidak akan pernah terlewatkan di setiap acara.
Buah-buahan ini menjadi simbol dari rasa syukur terhadap Tuhan, dan sebagai sesajen. Biasanya buah-buahan yang dijadikan sesajen seperti apel, mangga, manggis, salak, jambu, pisang dan anggur.
Selain itu, terdapat makna menarik di balik buah-buahan yang dipilih sebagai sesajen ini. Seperti pisang yang memiliki kata "sang" yang artinya dihormati.
Karena itu, umat Hindu di Bali umumnya memiliki pohon pisang. Pisang juga memiliki keistimewaan lainnya seperti tidak akan mati sebelum berbuah.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : TribunTravel