> >

Eks Kepala Bais: Jokowi Pilih Panglima TNI Berdasarkan Kedekatan, Bisa Saja Darat atau Udara Lagi

Politik | 8 November 2021, 06:50 WIB
Calon tunggal Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam sebuah acara. Menurut rencana, Komisi I DPR RI akan memeriksa kediaman KSAD tersebut Minggu sore nanti (7/11/2021). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Soleman B Ponto angkat bicara terkait keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI.

Soleman menilai dengan keputusan itu, menunjukkan bahwa Presiden Jokowi memilih sosok Panglima TNI hanya berdasarkan kedekatan atau chemistry.

Baca Juga: Zulkifli Hasan: Jenderal Andika Perkasa Panglima TNI Paling Top, Sayangnya...

Oleh karena itu, ia lantas mengingatkan kepada matra TNI selain darat dan udara agar membangun chemistry dengan Presiden Jokowi.

"Makanya dalam satu tahun ini memang yang kedua laut sama udara ini harus bisa memperlihatkan bisa enggak membangun chemistry, kalau tidak terbangun bisa saja beliau ke darat lagi atau ke udara lagi," kata Soleman dalam sebuah diskusi daring pada Minggu (7/11/2021).

Soleman kemudian menyoroti keputusan Presiden Jokowi yang dianggap sudah sering memilih Panglima TNI dari matra Angkatan Darat. 

Baca Juga: Haruskah Panglima TNI Punya Kendaraan Politik Usai Pensiun? - ROSI

Padahal, kata dia, presiden seharusnya memilih Panglima TNI dari matra lain secara bergiliran. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam UU TNI.

"Di undang-undang ini diatur bahwa Panglima TNI itu bergantian. Nah bergantian itu bisa bergantian laut udara, atau darat laut, darat udara," ujarnya.

Ia mencontohkan pada era Presiden Megawati Sukarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memilih Panglima TNI secara bergantian dengan melibatkan tiga matra selama kepemimpinannya.

Baca Juga: Beri Ucapan Selamat, Airlangga Sebut Andika Perkasa Miliki Visi Kuat di Bidang Siber

"Itu bergantian namanya. Kalau Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) itu darat, laut, udara, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) darat, laut, darat, udara,” ujar Soleman. 

“Pak Jokowi darat, darat, udara, darat. Lautnya masih belum tahu. Akhirnya terpulang pada Pak Jokowi sekarang.”

Lebih lanjut, Soleman juga menyoroti pemilihan calon Panglima TNI yang dipilih berdasarkan dari kepala staf masing-masing matra.

Baca Juga: Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Sambut Kedatangan Komisi I DPR di Rumahnya

Menurut dia, level Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) merupakan orang-orang terbaik yang memiliki kapabilitas di bidangnya masing-masing.

Soleman karena itu menilai bahwa tidak bisa disebut bahwa Jenderal Andika Perkasa merupakan yang terbaik di antara kepala staf lainnya.

"Bagaimana kita membandingkan kan tidak bisa membandingkan apple to apple bahwa darat dibandingkan laut lebih bagus darat, laut dengan udara enggak bisa," ujar dia.

Baca Juga: Diduga Terlibat Pelanggaran HAM, Kontras Kritik Penunjukan Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI

Sementara terkait jabatan Panglima TNI, kata Soleman, sebetulnya Indonesia tidak memerlukan jabatan tersebut.

Alasannya, kata Soleman, karena TNI langsung dipegang oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

Hal tersebut, kata Soleman, berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) bahwa presiden memegang kekuasaan terhadap TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. 

"Kalau kita lihat Undang-Undang Dasar tidak ada Panglima TNI. Langsung presiden. Presiden memegang kekuasaan tertinggi terhadap angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara," kata Soleman.

Baca Juga: Reaksi Calon Panglima Andika Perkasa Ketika Rumahnya Dikunjungi DPR: Saya Apa Adanya Saja

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU