3 Fakta Bandara Halim Perdanakusuma yang akan Ditutup Sementara
Peristiwa | 6 November 2021, 10:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah akan melakukan penutupan Bandara Halim Perdanakusuma secara bertahap untuk penerbangan komersial. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjelaskan, penutupan ini untuk revitalisasi bandara.
Penutupan Bandara Halim Perdanakusuma yang berada di Jakarta itu telah dibicarakan dalam rapat pada Senin (1/11/2021) kemarin. Rapat tersebut dipimpin oleh Executive General Manager PT Angkasa Pura II (AP II) Marsma TNI Nandang Sukarna.
Hadir pula pihak Bandara Soekarno-Hatta, perwakilan maskapai Travira Air, Batik Air, Citilink, dan Premi Air Group. Rapat itu memutuskan penutupan Bandara Halim akan mulai berlaku November ini hingga 9 bulan mendatang.
Nantinya, penerbangan komersial reguler akan beralih seluruhnya ke Bandara Soekarno-Hatta.
"Saat ini tengah dibahas berbagai hal yang harus dipersiapkan terkait dampak dari proses revitalisasi ini yang memerlukan waktu kurang lebih satu tahun," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Jumat (5/11).
Baca Juga: Kemenhub Akui Bandara Halim Perdanakusuma Bakal Ditutup
Kendati akan ditutup sementara untuk peremajaan, Bandara Halim Perdanakusuma punya beberapa fakta menarik, salah satunya namanya yang diambil dari nama seorang penerbang bernama Halim Perdanakusuma. Fakta lainnya sebagai berikut:
1. Dulu Bernama Lapangan Terbang Cililitan
Mengutip dari laman resmi Angkasa Pura II, Jumat (5/11/2021), Bandara Halim dulu bernama Lapangan Terbang Cililitan.
Bandara Halim beroperasi sementara menjadi bandara komersial mulai tanggal 10 Januari 2014 untuk mengalihkan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta yang telah penuh sesak.
2. Penerbangan Pertama di Hindia Belanda
Pada abad ke-17, daerah Cililitan merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dinamakan Tandjoeng Ost.
Kemudian sekitar tahun 1924, sebagian tanah tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di kota Batavia.
Lapangan terbang tersebut dinamakan Vliegveld Tjililitan (Lapangan Terbang Tjililitan). Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda.
Sebelum mendarat di Cililitan, pesawat Fokker ini memerlukan waktu cukup lama di perjalanan. Karena pernah jatuh dan mengalami kerusakan di Serbia hingga harus didatangkan suku cadang dari pabriknya di Amsterdam.
Lapangan terbang ini juga turut andil dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran yaitu dengan cara menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan.
Baca Juga: Halim Perdanakusuma, Penerbang yang Diabadikan Jadi Nama Bandara
Pada tanggal 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia.
Ketika itu lapangan terbang ini langsung dipegang oleh AURI dan dijadikan pangkalan udara militer.
3. Nama Diambil dari Penerbang Bernama Abdul Halim Perdanakusuma
Bertepatan dengan 17 Agustus 1952, Lapangan Terbang Cililitan berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang seorang penerbang bernama Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Disamping sebagai pangkalan militer, Halim Perdanakusuma juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di kota Jakarta bersamaan dengan Kemayoran. Pada tahun 1974, bandar udara ini harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan disana.
Halim juga sempat ditunjuk menggantikan peranan Kemayoran yang semakin padat. Namun hasilnya justru tertuju kepada pembangunan sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng. Kelak bandar udara tersebut dinamakan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
Setelah Kemayoran ditutup, Bandar Udara Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer. Namun pada tahun 2013, Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun internasional.
Hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi padatnya jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
Saat ini, Bandara Halim memiliki luas wilayah 165 hektar dan memiliki 1 runway atau landasan pacu pesawat berukuran 3.000 m x 45 mm, apron area 152.100 meter persegi, terminal area 21.108 meter persegi, kapasitas 2 juta penumpang per tahun, area kargo 1.685 meter persegi, serta area parkir seluas 24.954 meter persegi.
Baca Juga: Koops AU I Bersama Lanud Halim Perdanakusuma Gelar Vaksinasi Bagi Anak dan Umum
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV